News

Tidak Susah Mengganti Budaya Konsumtif Menjadi Produktif Di Era Digital

WARTAEVENT.com – Bogor. Saat ini tanpa sadar kita sudah tenggelam dalam ruang digital karena sudah menggunakan fitur-fiturnya dalam kehidupan sehari-hari. Sesederhana mencari rekomendasi makanan lewat internet.

Di era ini kita mengenal istilah internet of everything (IOE) dan internet of things (IOT). Internet of everything (IOE) adalah sebuah konsep yang memungkinkan menggabungkan empat gagasan mengenai people, data, things, dan process. Keempat poin tersebut saling berhubungan di internet. Seperti people atau kita sebagai masyarakat yang memaksimalkan fungsi dan fitur dari internet itu sendiri menggunakan things (gawai).

“Dalam waktu satu menit banyak hal yang terjadi di dunia digital di seluruh dunia. Bahkan sekarang kita sibuk pakai sosial media, screen time kita bertambah sampai 8 jam. Akan tetapi apakah kita produktif atau konsumtif?” tanya Loka Hendra, Head of Food & Beverages Cinepolis Indonesia dalam Webinar Literasi Digital di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021).

Loka mengungkapkan, cara membedakan produktif dan konsumtif di internet sangat mudah dan sederhana. Ketika kita menggunakan internet atau media sosial untuk hal produktif, maka kita akan menghasilkan sesuatu yang berguna juga. Ada value di dalamnya. Akan tetapi, kalau penggunaannya secara konsumtif kita hanya menjadi penikmat saja yang akhirnya tidak ada value utamanya. Kita bisa mulai mengubah aktivitas sebagai penikmat konten menjadi pembuat kontennya supaya lebih produktif.

Kita bisa mengubah budaya konsumtif menjadi produktif dimulai dari hobi terlebih dahulu. Ketika kita menjalankan hobi, kita menjalankan sesuatu di mana kita merasa memiliki passion di dalamnya. Kemungkinan jenuhnya sedikit karena kita senang untuk melakukan hal tersebut. Pekerjaan-pekerjaan yang beawal dari hobi itu harus memenuhi kreativitas dan ide-ide yang inovatif yang diterapkan di ruang digital.

“Kita bisa mulai dari hal-hal kecil di kehidupan kita sehari-hari. Enggak usah mikirin yang terlalu besar banget. Misalnya mulai dari tips and trik atau review makanan, unboxing, atau apapun yang bisa mengubah kita agar lebih produktif,” ucap Loka.

Loka mengatakan bahwa kita sangat bisa menjadi produktif dengan memanfaatkan platform digital. Memaksimalkan fitur-fitur seperti Instagram Reels, Feeds, atau Instagram Story. Setiap konten harus dibuat dengan semenarik mungkin untuk menggaet audiens.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Meiskasa (Recruitment Officer Permata Bank), Iman Darmawan (Fasilitator Publc Speaking & Founder IMan KoMunika), Taufik Hidayat (Kepala UPT IT & Dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Syekh Yusuf), dan Yudho Boengkoes (Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *