Tingkatkan Toleransi untuk Perkuat Demokrasi
“Kebebasan berpendapat yang kita terapkan di media sosial harus punya etika, kontrol diri, menghargai, dan tak boleh melanggar kebebasan orang lain,” ujarnya.
Debby H. Mano, Pemateri ketiga membahas kajian tentang “Media Sosial untuk Demokrasi dan Toleransi”. Menurut dia, toleransi yang menjadi modal sosial utama dalam membangun demokrasi, bisa dikuatkan lewat media sosial.
“Lewat mengunggah konten positif, menghindari kiriman menyinggung SARA dan radikalisme, memperkaya literasi tentang berbagai bidang, memahami konten secara menyeluruh, serta bijak dalam membagi dan merespon informasi di media sosial. Kita bisa turut merawat demokrasi dan toleransi,” paparnya.
Adapun Cahya Ngiu, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Yuk Pahami Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Media Sosial”. Ia mengatakan, setiap interaksi baik luring maupun daring tidak menjamin keamanan dari masalah, tergantung pada penyikapan dan kontrol diri kita saat berinteraksi.
“Dengan mengendalikan diri saat berinternet, memperkuat pengaturan keamanan akun digital dan memaksimalkan pemanfaatan fitur pengaman media sosial, kita bisa meminimalisir resiko ancaman dan kejahatan siber,” jelasnya.
Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana jika akun digital kita diretas dan disalahgunakan pihak lain.
Narasumber menjelaskan bahwa jika akun digital kita diretas, segera beri pengumuman atau peringatan ke koneksi kita agar mereka waspada, selanjutnya laporkan ke penyedia layanan akun digital dan pihak berwajib untuk mengantisipasi tindak kejahatan siber.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]