Categories: Lifestyle

Tino Saroenggallo, “Industri Film Indonesia Sudah Maju”

Warta Event, Jakarta– Walau perkembangan film Indonesia mengalami kemajuan pesat. Namun anehnya sejumlah kalangan yang masih pesimis kalau industri perfilman Indonesia bisa bersaing dengan Hollywood. Setidaknya waktu 50 tahun untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain, terutama Hollywood. Namun hal itu dibantah oleh aktor, sineas sekaligus tokoh perfilman Indonesia, Tino Saroengallo.

Pendapat itu dikemukakan oleh Tino sebagai salah seorang pembicara di acara Dialog Perfilman dengan tema ‘Kearifan Lokal Sebagai Kekuatan Film Indonesia di Tengah Penetrasi Budaya Asing’.

“Saya berani mengatakan itu pendapat yang tidak tepat. Perfilman kita sekarang sudah maju. Ada banyak film yang bisa sampai ke festival internasional dan laris di luar negeri,” tutur Tino.

Lanjut Tino, kita tak kalah kreatif dari Hollywood atau negara lain, begitu juga dalam hal SDM. Sayangnya kita masih kalah jumlah SDM dan juga soal dana, beda jauh sama Hollywood yang memang film sudah jadi industri besar bagi mereka. Dua hal itu harus terus kita tingkatkan.

Sementara soal kearifan lokal, menurut Tino, juga sudah banyak dimuat dalam film-film Indonesia produksi dulu maupun sekarang ini. Bahkan film nasional sekarang sudah banyak yang memakai bahasa daerah dalam produksi sebuah film, bukan sekedar selipan atau petikan saja. Menurut Tino, contohnya adalah film Turah yang seluruh dialognya mempergunakan bahasa Jawa Ngapak atau Tegal.

Film lainnya adalah Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak karya Mouly Surya yang baru saja diputar di Cannes Film Festival 2017. Film yang dibintangi Marsha Timothy ini mengangkat budaya kekerasan di Sumba Barat yang patut diacungi jempol dan mendapat banyak pujian.

“Jangankan masyarakat di luar negeri, masyarakat kita saja mungkin belum banyak yang tahu kalau budaya kekerasan ala parang sebagai senjata yang dibawa sehari-hari masih berlaku di Sumba Barat,” tutur Tino.

Hal senada juga dikatakan oleh Maman Wijaya selaku Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).  Menurut Maman, nilai kearifan lokal di film Indonesia banyak yang memenangkan penghargaan di ajang internasional. Termasuk film Ziarah yang mendapat penghargaan Best Screenplay & Special Jury Award – ASEAN International Film Festival & Awards (AIFFA).

Ada banyak tempat indah di Indonesia yang dapat digunakan sebagai lokasi syuting. Untuk hal ini peran pemerintah sangat diperlukan terutama dalam memfasilitasi berbagai perijinan sehingga produksi film bisa berjalan dengan lancar. Sedangkan produser film dokumenter Cerita Dari Tapal Batas, Ichwan Persada memaparkan bahwa dengan keragaman dan kekayaan budaya yang kita miliki tak harus (merasa) menjadi bangsa yang kalah.

Sebelumnya, Maman Wijaya, Kepala Pusat Pengembangan Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, konsentrasi di Kemendikbud dalam program turut memajukan perfilman di Indonesia, salah satunya dengan memberikan dukungan kegiatan non komersial dalam bidang perekamanan.  “Untuk itu, kami akan memberikan dukungan pendanaan kepada komunitas film di daerah yang membuat proses perekaman kebudayaan yang mengusung semangat kearifan lokal,” katanya.

Dia menambahkan, semangat kearifan lokal harus didukung karena demi membentengi dari serbuan nilainilai global, yang makin menepikan nilainilai keluhuran kebudayaan asli Indonesia. “Seperti penetrasi kebudayaan barat via film-filmnya. Yang telah masuk ke ranah publik paling privat kita. Untuk itu, ada adagium yang berbunyi pertahanan terbaik adalah menyerang. Jadi,  satu-satunya cara adalah menginternasionalkan nilai-nilai kebudayaan kita,” katanya.

Dalam kerangka itu pula, Maman menjelaskan pesan Presiden Jokowi, yakni “Agar senantiasa membuat sebuah kegiatan yang fokus pada pengembangan film nasional seraya berorientasi pada kepentingan masyarakat. Termasuk pelatihan yang mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri”.

Sejumlah kegiatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh Kemendikbud, selain focus group discussion, juga kegiatan lainnya, seperti penggandaan film KPK, fasilitas Mobil Bioskop Keliling, kegiatan apresiasi, review, resensi termasuk Lomba Kritik Film nasional, sebagaimana yang tercantum dalam RIPPN (Rencana Induk Pengembangan Perfilman Nasional/Daerah.

Menyoal Kearifan Lokal dalam perfilman nasional, dimana budaya dan bahasa menjadi ujung tombaknya, menurut Budayawan Tino Saroenfallo, para pelaku industri pefilman nasional masih membutuhkan pemahaman yang obyektif dan konprehensi atas potensi kearifan lokal.

“Selain itu, tantangan terberatnya adalah soal sikap dan kebijakan pemerintah. Apakah sudah menganggap penting film sebagai alat tangkal pemetrasi kebudayaan asing atau masih saja dianggap sebagai media propaganda?” tandas Tino.

Merujuk pada film ‘Jenderal Soedirman’ diproduksi tahun 2015 lalu, Tino menyebutkan bahwa dimatanya itu adalah film propaganda. Sementara dari pihak swasta, sudah sejak lama memproduksi fipm yang berbasis pada kearifan lokal, seperti bisa dilihat dalam film karya Usmar Ismail.

“Sampai saat ini masih ada aturan dari pemerintah yang .mencerminkan film sebagai alat propaganda. Kalau alur ceritanya tidak sesuai dengan kebijalan pemerintah maka film tersebut bisa dilaran peredarannya, bahkan sama sekali tak boleh diproduksi,” ungkap Tino bersemangat.

Akhirnya Tino Saroengallo mengingatkan agar pemerintah jangan sok tahu dan masuk ke dunia industri film. Bahkan katanya, pemerintah tak perlu memberikan bantuan keuangan, karena industri film telah memiliki investor yang siap mendanai karya kreatif tersebut.

“Pemerintah cukup memfasilitasi perizinan, membantu koordinasi dengan berbagai lembaga terkait agar produksi berjalan lancar serta melakukan sensor yang obyektif agar bisa ditonton,” kata Tino.

Teguh S Gembur

Leave a Comment

Recent Posts

Mini Konser Gugun Blues Shelter Bius Pengunjung Cigar Lounge

WARTAEVENT.com – Jakarta. Suasana cozy langsung terasa ketika memasuki Solo Cigar Lounge dulunya di kenal dengan Solo Brasserie & Lounge… Read More

12 hours ago

Novotel Jakarta Cikini Rayakan HUT Ke-5 dengan Kegiatan CSR Pencegahan Stunting

WARTAEVENT.com – Jakarta. Novotel Jakarta Cikini dengan bangga merayakan ulang tahun kelimanya melalui inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung… Read More

1 day ago

Grand Dafam Braga Bandung Raih Sertifikasi Hotel Bintang 4 dengan Manajemen Risiko Menengah Tinggi

WARTAEVENT.com – Bandung. Grand Dafam Braga Bandung berhasil memperoleh sertifikasi sebagai Hotel Bintang 4 dengan basis manajemen risiko menengah tinggi.… Read More

1 day ago

Kinerja Moncer, ASDP Catat Pertumbuhan Aset hingga 45,47% Periode 2019-2023

WARTAEVENT.com – Jakarta. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam kinerja aset dan pendapatan selama lima tahun… Read More

2 days ago

BSCC Kampanye Beyond Meeting: Keseimbangan Kesehatan dan Produktivitas dalam Setiap Event

WARTAEVENT.com – Bali. Bali Sunset Road Convention Center (BSCC), pusat konvensi gaya hidup pertama di Indonesia, dengan bangga meluncurkan kampanye… Read More

2 days ago

Jakarta Film Week 2024: Sajikan Program Inovatif dan Kolaboratif Merayakan Sinema Global

WARTAEVENT.com – Jakarta. Jakarta Film Week 2024 akan kembali hadir dalam gelaran keempatnya pada 23-27 Oktober 2024. Festival ini didukung… Read More

2 days ago