WARTAEVENT.COM, Kab. Mojokerto – Di era ini, hak anak untuk mendapatkan perlindungan adalah salah satu hak yang paling krusial. Begitu banyak jenis kejahatan yang senantiasa mengintai anak. Kejahatan pada anak pun bisa terjadi di mana saja, mulai dari di lingkungan terdekat, di sekolah, bahkan di dunia maya.
Hal itu dijelaskan, Selamet, Wakil Ketua Relawan TIK Jawa Timur & Kabid Program & APTIKA, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021).
Ia menambahkan, penting bagi para orang tua untuk meningkatkan perlindungan pada anak, salah satunya dengan memerhatikan etika posting foto anak di media sosial.
Apa saja sih yang harus diperhatikan sebelum mengunggah foto anak di media sosial, seperti:
Waspadai predator anak! Walaupun anak Anda masih bayi, sebaiknya Moms tidak mengunggah foto anak yang sedang tidak mengenakan pakaian. Jangan sampai foto anak Anda disalahgunakan oleh para paedofil di luar sana.
Sebelum memotret anak Anda, pastikan Anda sudah mematikan fitur geotag di smartphone Anda. Geotag adalah fitur yang memberi informasi lengkap pada setiap foto yang Anda ambil menggunakan smartphone. Informasi tersebut seperti lokasi dan jam foto, yang memudahkan para penculik anak untuk melaksanakan niat jahatnya.
Sangat disarankan untuk tidak mengunggah foto atau video ke media sosial yang memuat informasi lengkap Anda dan anak, seperti nama lengkap, alamat rumah, nama sekolah, dan identitas penting lainnya.
Walau Anda sudah melakukan beberapa larangan di atas, namun seringkali Moms salah komentar, sehingga Anda mengungkap sendiri identitas anak di kolom komentar. Misalnya ada teman yang bertanya, “Anaknya sekolah di mana?” maka pastikan Anda tidak langsung menjawabnya di kolom komentar sehingga bisa dibaca semua orang.
Agar lebih aman, sebaiknya Anda atur lagi fitur pengaturan privasi di medsos dan smartphone Anda. Di Instagram ada fitur ‘share with close friends’ sehingga hanya teman-teman tepercaya saja yang bisa melihat unggahan foto Anda.
Tidak ada salahnya memberikan watermark pada foto-foto yang Anda unggah, sehingga kalau ada pihak tak bertanggung jawab ‘mencuri’ foto tersebut, ada bukti watermark yang menyatakan kepemilikan foto. Sekarang banyak aplikasi gratis untuk menempelkan watermark di foto tanpa mengurangi keindahannya.
Tetap ingin posting momen tanpa memamerkan wajah anak di medsos? Bermain dengan angle foto saja. Anda bisa foto bersama anak dengan pose tertentu (seperti dari belakang badan anak) sehingga wajahnya tidak terekspos kamera. Banyak selebriti melakukannya karena tidak ingin anaknya menjadi konsumsi para netizen. Contoh saja Chris Hemsworth dan Kristen Bell yang sering posting foto anak mereka di Instagram, tetapi tidak memperlihatkan wajahnya.
Tanpa Anda sadari, bisa jadi pelaku bullying pada anak Anda adalah Anda sendiri. Kok bisa? Ini terjadi jika Anda posting foto anak yang berpotensi membuatnya malu di kemudian hari. Entah foto anak sedang telanjang, atau berpose aneh dan bertingkah ‘ajaib’. Anak juga punya perasaan, mari bersama menjaga perasaan anak agar ia tidak menjadi korban bullying di media sosial.
Jika ingin posting foto anak Anda dan beberapa temannya, pastikan orang tua dari semua anak di foto tersebut sudah memberikan izin untuk mengunggahnya ke media sosial ya. Dengan begitu, orang lain juga tidak akan sembarangan mengunggah foto anak Anda di akun medsos mereka.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Rona Merita (Dosen IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk), Eka Rini Widya Astuti (Ketua Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual ITSNU Pasuruan), Ratna Winahyu Utami (Produser & Penyiar di Radio Kosmonita Malang), dan Segi Rahardian Albariqy (Profesional Gamer) sebagai Key Opinion leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
WARTAEVENT.com – Bandung. Setelah sukses menarik lebih dari 4.050 pengunjung dalam event sebelumnya, SunBite Sunday kembali hadir dengan edisi ke-4… Read More
WARTAEVENT.com – Klaten. Festival Klaten Etno Jazz Sawah 2024 sukses digelar di Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten, Minggu, (17/11/2024). Dengan latar… Read More
WARTAEVENT.com – Singapura. Sebanyak 44 pemimpin muda dari 10 negara anggota ASEAN serta Timor-Leste – yang untuk pertama kalinya berpartisipasi… Read More
WARTAEVENT.com – Bekasi. Pakuwon Mall Bekasi, mal terbaru yang dikelola oleh PT Pakuwon Jati Tbk melalui anak perusahaannya PT Grama… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Polident, merek perawatan gigi tiruan meluncurkan kampanye #BalikinSenyum dengan dua inisiatif utama yang bertujuan untuk meningkatkan akses… Read More
WARTAEVENT.comm – Bandung. HARRIS Hotels, kembali menghadirkan annual event olahraga lari bertajuk HARRIS Day. Tahun ini bertemakan "FINAL LAP", dan… Read More
Leave a Comment