Tips Cara Branding Yang Efektif Di Instagram
WARTAEVENT.COM, Kab. Magetan – Media sosial merupakan platform digital paling banyak digunakan. Di Indonesia sendiri pengguna aktif media sosial mencapai 170 juta jiwa. Instagram menjadi salah satu media sosial yang sering digunakan masyarakat. Selain untuk bersosialisasi dan berkomunikasi, platform digital multimedia ini banyak dimanfaatkan juga sebagai media untuk menghasilkan uang.
Key Opinion Leader, Subha Nadhiba Chanti menyampaikan dengan bermodalkan akun saja, seseorang bisa menghasilkan uang melalui Instagram. Produk yang dijual tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga jasa. Produk fisik di antaranya terdiri dari fashion, kosmetik, kesehatan, dan digital. Menjual barang berbentuk fisik pun dapat dilakukan tanpa modal dengan metode berjualan dropship.
Untuk produk jasa, terdiri atas paid promote, endorsement, jasa desain, jasa foto, pembuatan website, dan kursus online. Kemudian ada beberapa yang menjual jasa titip produk luar negeri ke Indonesia.
“Branding itu perlu banget. Karena, kalau kita nggak branding, produk kita pasti akan layu dimakan zaman. Jadi akan ada lagi brand–brand lain bermunculan tanpa kita sadari. Jadi, jangan terlalu pede kalau kita belum mempersiapkan branding dengan baik,” ujar Subha, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (8/7/2021).
Pemaparan Subha mengenai cara branding yang efektif di Instagram dapat dilakukan dengan:
- Mengisi biografi Instagram dengan lengkap, hal ini memudahkan konsumen membeli produk kita. Selain itu, beberapa konsumen ingin belanja online yang simpel. Dengan bio lengkap, konsumen dapat langsung membeli produk dengan cepat.
- Membedakan akun pribadi dan bisnis, supaya postingan antara bisnis dan kehidupan pribadi tidak tercampur.
- Posting secara rutin, berfungsi untuk menjaga engagement bisnis. Postingan tidak konsisten membuat customer berpikir akun sudah tidak aktif.
- Membuat konten yang menarik dan kreatif. Jika postingan dalam Instagram bisnis hanya berisi produk jualan saja, tidak menutup kemungkinan customer bosan. Karena, terkadang pelanggan butuh konten menarik, seperti edukasi dan diskon.
- Berinteraksi dengan followers, dapat membangun kedekatan terhadap followers sehingga membuat followers atau customer merasa dikenali dan dispesialkan.
Akan tetapi, sering terjadi penipuan berbasis online shopping yang terjadi pada platform digital. Hal ini tentu merugikan pembeli. Maka dari itu, sebelum membeli sesuatu melalui platform media sosial, ada baiknya pembeli mengecek jumlah followers. Online shop yang memiliki followers banyak namun likes-nya sedikit dapat menjadi bahan pertimbangan apakah akun penipuan atau tidak. Kemudian, akun online shop yang mematikan komentar, penjual tidak responsif setelah pembayaran dilakukan, dan memblokir akun Instagram pembeli setelah pembayaran.
Pemaparan Subha mengenai penggunaan Instagram sebagai platform berjualan pada media sosial juga selaras dengan pendapat Ria Yusnita, Co-Founder EVENTORI dan Business Director Benang Merah Creative Digital.
“Instagram dan Facebook merupakan dua media sosial yang paling tinggi digunakan untuk berjualan secara online. Selain itu, Instagram ke depannya akan fokus kepada beberapa fitur, salah satunya adalah shopping,” ujar Ria.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis 8/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Pipit Andriani (International Debate and Public Speaking Coach), Agus Khotibum Umam (Owenr Gombalku Store), dan Tri Sagirani (Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika Universitas Dinamika).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.