Event

Tips Menjadi Copywriting untuk Media Sosial

“Kelima selalu berhati-hati dengan URL yang dipendekkan; keenam, hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing). Ketujuh lakukan data detox dengan kurangi jejak digital; dan kedelapan, jaga kerahasiaan pin atau passwordpada ponsel atau laptop pribadi,” ungkapnya.

Lanjut Denis, Meski jejak digital dianggap sebagai beban, bila dikelola dengan baik, bisa menjadi aset. Jejak digital bisa menunjukkan identitas, keterampilan, dan minat. Ini penting dalam era di mana perusahaan “meng-google” pelamar untuk memeriksa identitas mereka dan memverifikasi kesesuaian data mereka. 

“Dalam konteks ini, tidak memiliki jejak digital bisa sama tidak menguntungkannya dengan jejak digital yang dikelola dengan buruk,” katanya.

Denis menjelaskan, pentingnya teknologi digital sekarang ini yang bisa dimanfaatkan untuk hidup masa depan. Karena jejak digital yang dibuat oleh kita atau jejak digital yang orang lain buat/share ke kita bisa mengubah sebuah citra. 

“Tapi itu semua bisa diubah dengan beberapa cara seperti mengidentifikasi siapa yang mengunggah apakah kita sendiri atau orang lain. Kalau kita yang mengunggah ada baiknya untuk segera menghapus unggahan tersebut. Sedangkan untuk orang lain yang menggunggah kita di tag dan kontennya berbau negatif, ada baiknya mengklarifikasi unggahan tersebut,” paparnya.

Menurut Denis, Citra negative maupun positif di social media dapat diubah apabila personal orangnya ataupun brand tersebut ingin mengubah. Hal ini terjadi pada klien saya produk sepatu. Dahulu sepatu mereka sering dikritik dan tidak banyak yang membeli. Namun sejak mengubah tampilan dan juga kualitasnya perlahan brand mereka banyak yang membeli,” katanya

Untuk menghindari jejak digital yang negatif diperlukan copywriting yang positif, Anniswaty Aziz, Kadis Kominfo Kab. Malang, menjelaskan sebagai salah satu bagian dari marketing, copywriting memegang peran kunci dalam bagaimana menyampaikan pesan tentang produk kepada calon konsumen.

“Dalam membuat copywriting sebuah brand di media sosial memang terbukti menguntungkan untuk mempertahankan gaya bahasa kontroversi. Namun dalam kondisi seperti sekarang lebih baik meninggalkan gayacatchydan conversational untuk lebih menggunakan gaya bahasa formal dan serius. Gunakan nada-nada positif, optimis, dan inspirasional dalam menggubah copywritin gproduknya,” ungkapnya.

Aziz menambahkan, seperti yang dapat ditampilkan dalam social media misalkan seputar produk. Seseoranv bisa cerita tentang produk tersebut dan juga cerita pengalaman mengunakannya.

“Selain itu ada interasi penjual dan pembeli seperti live sudah masuk promo dari pemiliki produk tersebut seolah-olah ada interaksi penjual dan pembila dan juga menyajikan kelebihan produk tersebut dan harus jujur terkait kualitas barang tersebut sesuai dengan faktanya,” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *