Tips untuk Menjaga Keamanan Digital Anak di Dunia Maya
WARTAEVENT.COM, Kab. Bangkalan – Mengasuh anak pada tahun 2020 lebih menantang daripada tahun-tahun sebelumnya. Anggota keluarga perlu belajar kebiasaan baru yang penting untuk kesehatan, seperti pembatasan sosial, pemakaian masker, dan sering-sering mencuci tangan.
Namun selain itu, perlu juga mengajarkan beberapa kebiasaan lain agar anak-anak tetap aman, mengingat banyak hal dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang dilakukan secara daring atau online.
Menurut DR. Achmad Rizal, Dosen dan Peneliti Telkom University, keamanan digital keluarga harus selalu menjadi perhatian orang tua dan saat ini hal itu semakin penting untuk diperhatikan.
“Kami menemukan bahwa orang tua dari anak yang bersekolah online merasa lebih khawatir tentang keamanan online daripada mereka yang anaknya bersekolah seperti biasa,” tutur Achmad, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa timur, Kamis (07/10/2021).
Dia mengaku, menanamkan kebiasaan yang aman di dunia maya kepada anak-anak bukan perkara mudah. Karena itu, dia pun membagikan beberapa tips seperti berikut:
- Lindungi identitas digital anak-anak
Untuk melindungi informasi anak-anak di dunia maya, ada beberapa cara sederhana yang dapat dicoba. Pertama, orang tua perlu mengajari anak cara membuat kata sandi (password) yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari kata sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit. Selain itu, dia pun menekankan sebaiknya anak-anak selalu menggunakan platform yang memiliki reputasi baik soal keamanan pengguna.
- Ketahui siapa lawan bicara anak-anak
Pembatasan sosial merupakan konsekuensi sulit dari pandemi Covid-19, sehingga anak-anak pun berinteraksi dengan teman mereka secara online, entah lewat aplikasi olah pesan teks maupun suara seperti saat bermain gim. Dalam hal ini, orang tua mesti menyadari kanal komunikasi ini juga dapat dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk. Karena itu, coba mengajak bicara anak-anaknya tentang gim yang dia mainkan dan video yang dia tonton, serta siapa yang sering berinteraksi dengan mereka di dunia maya. Hal yang tak kalah penting, saat menilai apakah suatu gim cocok dimainkan oleh anak-anaknya, orang tua sebaiknya memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah gim itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain.
- Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya
Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua. Terkait hal ini, ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.
SafeSearch di Google dapat membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs. SafeSearch dirancang untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi.
Kelola perangkat anak dengan membuat akun Google untuknya dan menggunakan Family Link. Ini memungkinkan orang tua untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang diizinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri.
Fitur kontrol orang tua (Parental Control) di YouTube Kids dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang disetujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (07/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Teguh Hidayatul Rachmad (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia Jakarta), Dhoqi Dofiri (Dosen IAI NATA Sampang & Founder DOLOVIS), Lisa Nurfalah (Peneliti dan Konsultan Lingkungan di Lembaga Sains Terapan Universitas Indonesia), dan Precious R. Darerah sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.