Site icon WARTAEVENT.COM

Tren Perkembangan Online Payment di Indonesia

WARTAEVENT.com – Pamekasan. Perkembangan online payment di Indonesia yang semakin pesat juga terlihat dari ekspansi yang dilakukan platform ojek online, GoJek dan Grab. GoPay yang disediakan GoJek kini tidak hanya memungkinkan transaksi di dalam aplikasi saja, namun juga transaksi di beragam merchant offline. Untuk menarik perhatian pelanggan, transaksi tersebut juga ditawarkan dengan diskon yang cukup menguntungkan. 

Tak mau ketinggalan, Grab juga langsung mengikuti langkah tersebut dengan mempersiapkan fitur GrabPay sebagai alat pembayaran di sejumlah merchant offline di Singapura. Ekspansi tersebut membuat nilai bisnis online payment di Indonesia diprediksi akan mencapai angka yang cukup besar, yakni Rp 459 triliun. 

“Tidak hanya platform ojek online yang menerapkan online payment yang semakin berkembang, perusahaan lain seperti TCash, Ovo, hingga Paypro juga berlomba menggaet sebanyak mungkin pengguna dengan menawarkan beragam pilihan cara transaksi berbekal aplikasi masing-masing. Kemudahan bertransaksi masih menjadi faktor utama kelebihan online payment yang ditawarkan,” papar Maria Dina Yuliana, Social Media Specialist di EDP, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (01/12/2021).

Lanjutnya, tren perkembangan online payment di Indonesia semakin terasa dengan munculnya banyak perusahaan yang telah menyediakan sebuah layanan sistem pembayaran yang memanfaatkan teknologi QR Code (Quick Response Code). 

“Layanan sistem pembayaran yang juga disebut dengan QR payment ini diterapkan banyak perusahaan, mulai dari perusahaan teknologi startup, operator, hingga perbankan. GoPay dan Ovo adalah contoh penggunaan QR Code yang dihadirkan untuk menarik lebih banyak pengguna dengan kemudahan transaksi yang ditawarkan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, QR payment sendiri merupakan transaksi digital di mana proses pembayaran yang dilakukan tidak melibatkan uang tunai. Bahkan penggunaan QR payment ini tidak menggunakan kartu yang dicolok, ditempel, ataupun digesek. 

“Pelanggan yang ingin melakukan pembayaran dengan QR payment hanya perlu mengarahkan layar kamera ponsel pada sebuah gambar berbentuk persegi empat dengan corak unik yang disebut dengan QR Code, lalu menyelesaikan transaksi dengan memasukkan nominal yang harus dibayarkan. Sangat mudah dan nyaman digunakan,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, penerimaan pengguna terhadap layanan online atau mobile payment juga dipengaruhi oleh teknologi. Dalam hal ini, teknologi berkaitan dengan cara bertransaksi seperti apa yang coba diterapkan oleh pemilik platform. 

“Mengingat berbagai kebutuhan pelanggan cukup unik, teknologi tertentu tidak lantas cocok digunakan untuk semua layanan yang ditawarkan. Bila dilihat dari kondisi saat ini, online paymentrata-rata memanfaatkan tiga platform untuk melakukan pembayaran, yaitu QR Code, NFC (Near-Field Communication), dan OTP (One-Time Password),” ujarnya.

Perihal kulturnya sendiri, saat ini masih mengalami perkembangan. Contohnya seperti bagaimana layanan online payment dimanfaatkan untuk melakukan pembelian di merchant melalui NFC yang dihubungkan pada sistem EDC, pembelian pulsa melalui verifikasi berbasis OTP, hingga bagaimana QR Code yang di-generate oleh aplikasi dapat mempercepat transaksi antar pengguna. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (01/12/2021) juga menghadirkan pembicara, Rynold Aberson Pardede (Project Director at Blen Cuit), Akhmad Farroh Hasan (Praktisi Hukum dan Dosen UIN Malang), Abdul Azis (Pengasuh Pondok Pesantren Imam AD-Damanhuri), dan Meitha Kurniasari (Experienced Secretary to BOD) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. [*]

Exit mobile version