Tujuh Tahun setelah Sohearto: Apakah Era Reformasi Indonesia telah berakhir?
Tantangan Masa Depan: Menyalakan Kembali Semangat Reformasi
Reformasi adalah proses, bukan tujuan akhir. Ia bukan hanya sekadar pergantian pemimpin atau sistem pemerintahan, melainkan perubahan pola pikir, budaya politik, serta sistem hukum yang berpihak pada rakyat.
Setelah 27 tahun, semangat itu tampaknya butuh disegarkan kembali. Masyarakat perlu diajak kembali berpikir kritis dan aktif mengawasi kekuasaan.
Baca Juga : Ini Bahasan Utama dalam ASEAN Senior Officials Meeting di KTT ASEAN 2023
Generasi muda, yang mungkin tidak mengalami langsung masa Orde Baru, perlu dikenalkan pada sejarah perjuangan Reformasi, agar mereka sadar betapa mahalnya harga yang dibayar untuk kebebasan yang kini dinikmati.
Tanpa pelibatan publik yang kuat, demokrasi akan mudah dibajak oleh elite-elite politik yang hanya mengejar kekuasaan.
Baca Juga : Menlu Retno: Hasil KTT ASEAN 2023 Dipastikan Konkret dan Bermanfaat
Reformasi belum sepenuhnya berakhir, tetapi perlu dibangkitkan Kembali. Generasi hari ini memikul tanggung jawab besar untuk menjaga semangat perubahan yang di perjuangkan di tahun 1998 agar tidak padam.
Perubahan sejati tidak cukup berhenti di pergantian pemimpin, tetapi harus tercermin dalam sistem, nilai, dan budaya politik yang sehat. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian sudah install aplikasi WhatsApp ya.
- Penulis : Muhammad Rizqi Ashari – Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Ilmu Komunikasi
- Sumber : Pursuit
- Photo Utama : bbc.com/indonesia
- Disclaimer : Tulisan di Luar Tanggung Jawab Media