Site icon WARTAEVENT.COM

Warganet Dihimbau Memilah dan Memilih Informasi yang Membahayakan Persatuan Bangsa

WARTAEVENT.com – Parigi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada hari ini Senin (27/09/2021) di Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah. 

Kolaborasi ketiga lembaga pada acara kali ini, tema yang diangkat adalah “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan”. Dan diikuti oleh 551 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.

Ada 4 narasumber pada sesi sesi webinar siang ini, di antaranya Project Coordinator Indonesia Knowledge Hub, Khelmi K Pribadi; narablog gaya hidup, Askriputri Hirlia Primasari; Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangpol Kota Palu, Muhammad Iqbal; serta Peace Gen Sulawesi Tengah, Multazam.

Materi pertama webinar dimulai oleh Khelmi K Pribadi dengan paparan bertema “Pentingnya Konten Positif di Internet”. Menurut Khelmi, beberapa contoh konten positif di media sosial, misalnya menyajikan informasi yang menyejukkan demi memperkuat persatuan, toleransi, dan berupaya membumikan pancasila. 

Warganet yang menemukan konten negatif berupa ujaran kebencian, berita hoaks, atau pornografi dapat mengadukannya ke lembaga terkait, salah satunya ke aduankonten.id. “Narasi kebencian mesti dilawan dengan narasi perdamaian. Melalui itu, citra positif akan terbangun sebagai bagian dari kampanye positif,” tuturnya.  

Askariputri sebagai pemateri kedua melanjutkan tema webinar dengan topik bahasan “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, sejumlah keadaan yang mendorong warganet berkomentar negatif, antara lain merasa superior, frustrasi atau iri, mencari perhatian, berlindung di akun palsu, atau ingin mengadu domba. 

Langkah-langkah agar dapat bijak berkomentar, antara lain menggunakan bahasa yang sopan, memahami isi unggahan, tidak menyinggung SARA, menghindari menyerang pribadi, atau tidak berkomentar dalam keadaan emosi. “Sebelum berkomentar, lewati dulu tiga tahap, apakah itu benar, apakah itu perlu, apakah itu baik,” imbuh dia. 

Pemateri selanjutnya adalah Muhammad Iqbal, mengurai tema “Digital Culture Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”. Menurut dia, tantangan literasi digital yang perlu ditanggulangi masyarakat Indonesia adalah arus informasi yang masuk di internet, banyaknya konten negatif seperti pornografi, dan ujaran kebencian. 

“Kecakapan literasi digital membuat masyarakat mampu memilah dan memilih informasi apa yang harus dibaca. Jangan sampai justru konten negatif yang diambil lalu disebarkan ke temen-teman yang lain,”  katanya.     

Dan Multazam, sebagai pemateri penutup webinar kali ini membawakan tema “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, kiat internet sehat contohnya adalah melindungi data pribadi, membuat kata sandi yang kuat sekaligus rutin mengubahnya.

Multazam pun menambahkan, berhati-hati dalam membuka tautan, membersihkan jejak history atau jejak digital, dan menghindari Wi-Fi publik. “Biasakan log out akun, khususnya untuk platform media sosial ketika perangkat selesai digunakan,” pesan dia. 

Samsul Bahri, salah seorang peserta webinar, bertanya tentang cara menanggapi teman atau kerabat di media sosial yang anti Pancasila. 

Menanggapi hal tersebut, Muhammad Iqbal menyarankan untuk melakukan pendekatan persuasif dengan memberikan pemahaman agar tidak berkomentar yang menyerang Pancasila.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.[*]

Exit mobile version