Waspadai Jenis-jenis Cybercrime Berikut Ini
WARTAEVENT.com – Nganjuk. Kejahatan dunia maya secara luas didefinisikan sebagai aktivitas ilegal apa pun yang melibatkan komputer, perangkat digital lain, atau jaringan komputer. Contoh cybercrime di antaranya yaitu ancaman keamanan cyber seperti rekayasa sosial, eksploitasi kerentanan perangkat lunak, dan serangan jaringan. Tetapi itu juga termasuk tindakan kriminal seperti pelecehan dan pemerasan, pencucian uang, dan banyak lagi.
Kejahatan dunia maya menargetkan individu dan perusahaan. Biasanya, penyerang menargetkan bisnis untuk keuntungan finansial langsung atau untuk menyabotase atau mengganggu operasi.
“Mereka menargetkan individu sebagai bagian dari scam skala besar, atau untuk membahayakan perangkat mereka dan menggunakannya sebagai platform untuk aktivitas jahat,” ujar Miswanto, Wakil Sekjen PP Pandu Nusa & Tim Pengembang Kurikulum Kemdikbud, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021).
Ia juga menambahkan, untuk melindungi diri sendiri, perlu mengetahui tentang berbagai cara di mana komputer dapat diretas dan privasi dilanggar.
Ini jenis-jenis cybercrime yang perlu diketahui jika banyak dari kegiatan dan bagian hidup telah menyatu dengan internet, seperti:
- Malware
Malware adalah kontraksi perangkat lunak berbahaya ke sistem. Ini adalah perangkat lunak yang ditulis dengan tujuan menyebabkan kerusakan pada data dan perangkat. Malware adalah nama menyeluruh untuk berbagai jenis virus seperti ‘trojan’ dan ‘spyware’. Malware sering kali dilakukan melalui berbagai virus yang akan masuk ke komputer dan menyebabkan malapetaka, dengan merusak komputer, tablet, ponsel, sehingga pelakunya dapat mencuri detail kartu kredit dan informasi pribadi lainnya.
- Bom Email
Bom email lebih merupakan bentuk penyalahgunaan internet. Pengeboman email adalah kelebihan email yang diarahkan ke satu alamat email, ini akan menyebabkan orang yang menerima server email menjadi lamban atau bahkan crash. Mereka mungkin belum tentu mencuri apapun, tetapi memiliki server yang lamban bisa sangat merepotkan dan kerja keras untuk memperbaikinya.
- Peretasan & Spamming Media Sosial
Peretasan media sosial sering kali dilakukan sebagai lelucon, seperti penyerangan oleh orang-orang yang meretas akun Twitter Burger King. Banyak selebriti yang diretas mungkin akhirnya mengikuti orang-orang yang biasanya tidak mereka sukai atau mencantumkan status acak. Meskipun bagi rata-rata joe melihat selebriti atau merek memposting hal-hal aneh bisa jadi lucu, itu adalah pelanggaran privasi.
- Peretasan
Secara sederhana, peretas adalah penyusup yang mengakses sistem komputer tanpa izin. Peretas melakukan ini karena sejumlah alasan, entah itu untuk keserakahan, ketenaran atau kekuasaan, karena ini menunjukkan kepada orang-orang mereka cukup pintar untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka miliki.
- Cyberstalking
Ada banyak kasus penguntitan dunia maya di seluruh dunia dan ini sangat umum terjadi pada remaja dan dewasa muda. Biasanya korban dan penguntit saling mengenal. Korban biasanya menjadi sasaran pelecehan online dalam bentuk rentetan pesan dan email. Tujuan dari penguntitan online untuk membuat korban sengsara atau menggunakan kendali sebagai cara menyimpang untuk berhubungan dengan korban, seperti halnya penguntitan biasa.
- Cyberbullying
Penindasan dunia maya mirip dengan penguntitan dunia maya, namun rentetan pesan dapat berbahaya, menyinggung, dan sepenuhnya menyinggung. Penindasan maya juga dapat dilakukan dengan mem-posting gambar dan video online yang akan menyinggung korban. Itu juga dapat mengecualikan orang secara online, membuat akun palsu untuk mem-posting konten yang merugikan atau menyedihkan, dan lagi mengirim pesan yang kasar. Secara keseluruhan itu adalah bullying tetapi biasanya online melalui saluran media sosial.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Keke Michelle (Tenaga Ahli DPR RI), Muhammad Alvin Al Huda (CEO CV. Huni Raya Group), Ariefika Listya (Lecturer Universitas Indraprasta PGRI), dan Sherly Dwi Artamevia (Content Creator & Influencer) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*).