Categories: Ekonomi

Yadnya Kasada Ritual Adat yang Menjadi Berkah Bagi Suku Tengger

wartaevent.com – Jakarta. Selama ini kawasan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, membawa berkah tersendiri bagi warga Suku Tengger hingga warga sekitar kawasan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas yakni Bromo Tengger Semeru (BTS).

Salah satu daya tarik wisata yang paling diminati yakni gelaran upacara Yadnya Kasada Bromo yang memiliki makna dan tujuan untuk memperoleh berkah, tolak bala atau malapetaka, dan sebagai wujud syukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Tengger.

Baca Juga : Eksotika Bromo Memukau Wisatawan di Bromo

Saat upacara Yadnya Kasada Bromo berlangsung, masyarakat Suku Tengger berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan seperti ayam sebagai sesaji yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Setiba di bibir kawah bromo semua hasil bumi dan ternak di buang ke dalam kawah Bromo sebagai sesajian.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event 2019 Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty di Jakarta, Sabtu (20/7/2019) mengatakan, kegiatan melabuh hasil bumi ke kawah Bromo sudah menjadi tradisi turun-temurun warga Tengger yang terus dilestarikan hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, kegiatan sakral ini terbuka untuk umum, bahkan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

“Ini salah satu tradisi masyarakat Tengger yang saat ini menjadi agenda pariwisata yang cukup potensial mendatangkan wisatawan. Bahkan kalau kita perhatikan, banyak sekali turis asing yang ikut berkunjung ke Bromo,” kata Esthy.

Mul, salah satu warga dari Desa Ngadirejo sengaja datang untuk berburu sesembahan yang umumnya dilempar warga Tengger pada puncak perayaan Yadnya Kasada, Kamis (18/07/2019). Ia membawa serta sang istri, yang juga ikut menangkap lemparan sedekah menggunakan alat tangkap yang dinamakan pemarit.

Baca Juga : Meski Erupsi, Gunung Bromo Tak Kehilangan Pesonanya

“Dari rumah kami berangkat sekitar pukul 03.00 pagi dan langsung menuju puncak Bromo. Kami menunggu di lokasi hingga siang hari, karena yang melabuh sedekah tidak datang bersamaan. Ada yang pagi, ada juga yang siang baru datang,” ujarnya.

Melihat cara mereka berebut sedekah, membuat sebagian pengunjung justru khawatir. Mengenai hal itu, Mul memastikan tidak akan terjadi apa-apa terlebih, dirinya dan rekan-rekannya sudah berpengalaman dan telah melakukan ini sejak beberapa tahun terakhir. [*]

Fatkhurrohim

Leave a Comment

Recent Posts

Amarterra Villas Hadirkan Momen Sakral Bali dalam Autograph Week

WARTAEVENT.com – Bali. Di tengah hiruk pikuk pariwisata Bali yang semakin dinamis, Amarterra Villas Resort Bali Nusa Dua mengajak para… Read More

9 hours ago

Tiga Koleksi Perdana Sepatu Basket Kolaborasi Shai dan Converse

WARTAEVENT.com – Jakarta. Bintang NBA sekaligus ikon gaya, Shai Gilgeous-Alexander, akhirnya meluncurkan sepatu signature pertamanya: SHAI 001. Koleksi perdana ini… Read More

15 hours ago

Golf House Bawa Gaya dan Teknologi Baru di Lapangan

WARTAEVENT.com – Jakarta. Dunia golf Indonesia kini punya alasan baru untuk tampil lebih bergaya di lapangan. Golf House, retailer ternama… Read More

15 hours ago

Gabriel’s Coffee Eatery: Meracik Hangatnya Tradisi di Era Modern

WARTAEVENT.com – Jakarta. Di tengah deretan kafe yang terus bermunculan di Gading Serpong, ada satu tempat yang terasa berbeda sejak… Read More

17 hours ago

Empat Sahabat “Berlayar” Lewat Burger: Kisah Bun Voyage Jakarta

WARTAEVENT.com – Jakarta. Dari obrolan santai di antara empat sahabat, lahirlah sebuah perjalanan rasa yang kini berlabuh di Jakarta Selatan.… Read More

24 hours ago

Beasiswa Sang Surya 2025, Harapan Baru Mahasiswa Tempo

WARTAEVENT.com – Jakarta. Senyum merekah di wajah para mahasiswa Politeknik Tempo ketika menerima kabar bahagia menjadi penerima Beasiswa Sang Surya… Read More

2 days ago