Bahaya Penyalahgunaan Data, Bisa Merusak Sistem Ekonomi
WARTAEVENT.COM, Kab. Tulungagung – Era digital menyajikan keterbukaan dan kecepatan informasi melalui jaringan internet. Sayangnya, hal ini juga dapat mengancam privasi data pengguna internet. Padahal, privasi data pengguna merupakan hal yang sangat penting di era digital saat ini.
Munurut Fikri Mohammad Hakim, Senior Manager Safety Garuda Indonesia, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021), era digital saat ini, hampir seluruh data pribadi dapat diinput dan diakses secara online. Hal ini menjadikan data pribadi rentan akan pencurian data.
Beberapa waktu lalu terjadi kebocoran data pengguna di e-commerce di Indonesia yaitu Tokopedia dan Bukalapak. Masih banyak website-website lain yang mengalami pencurian yang sama seperti Canva, Netflix, Wattpad, bahkan Facebook.
“Beredar kabar bahwa data-data pengguna tersebut diperjual belikan melalui darkweb. Apapun motif pencurian datanya, tentunya akan sangat berdampak buruk untuk kita. Untuk itu kita wajib menjaga keamanan data masing-masing,” ungkapnya.
Lanjutnya, data memiliki nilai ekonomi hingga pertahanan dan keamanan negeri. Bahaya penyalahgunaan data, bisa merusak sistem ekonomi, misalnya penjebolan akun bank pribadi hingga jebolnya sistem perbankan. Beberapa tips agar data tetap aman yaitu gunakan password yang lebih rumit namun mudah diingat, ganti password secara rutin berkala, memakai keamanan berlapis dengan 2FA (Factor Authentification), dan hindari website internet yang penuh risiko.
“Jika dibandingkan dengan 10-15 tahun lalu, kini banyak software yang dapat digunakan untuk mengamankan data diri, namun aplikasi tersebut juga dapat menjadi bumerang bagi penggunanya dengan mencuri data para penggunanya,” tutupnya.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan, Kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.
“Tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ungkapnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021) yang menghadirkan pembicara Bahruddin (Koordinator Digital Media Relawan TIK Jawa Timur), Asrifin Sofi (Sekjen Relawan TIK Sidoarjo & Guru SMK YAPALIS Krian), dan Lilik Yulianah (Relawan TIK Tulungagung & Pegiat Literasi).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.