News

Tantangan dan Peluang Pembelajaran Jarak Jauh di Saat Pandemi

WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Banyak tantangan yang dihadapi para guru dan siswa yang merupakan pelaku kebijakan dalam pembelajaran jarak jauh. Banyak guru dan siswa mengeluhkan pembelajaran menjadi tidak efektif karena jaringan internet yang tidak merata dan stabil.

Apalagi guru dan siswa yang berada di dataran rendah, mereka harus pergi ke dataran tinggi seperti bukit dan pegunungan agar mendapatkan sinyal internet. Bahkan ada siswa yang belajar di atas pohon, di kebun dan di hutan. Dalam pembelajaran jarak jauh diperlukan media untuk menyampaikan materi pembelajaran.

“Guru harus dapat mengoperasikan handphone dan laptop dengan baik, tetapi ada sebagian guru yang belum mahir sehingga merasa terpaksa dan stres ketika harus mengajar menggunakan hal yang baru dikarenakan sudah terbiasa dengan sistem yang lama seperti hanya membawa buku pelajaran, absen, lembar kerja peserta didik ke dalam kelas,” ujar Diah Renata Anggraeni, Associate Faculty Member Binus University, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan, jika pembelajaran tidak dikemas dengan menarik maka siswa akan merasa jenuh. Dapat dibayangkan siswa harus belajar dengan menghadap laptop selama 8 jam per hari.

“Siswa hanya mampu mempertahankan konsentrasinya hanya 30 menit, waktu yang tersisa akan terbuang begitu saja. Kenapa banyak siswa yang bolos dengan mematikan video saat belajar, karena salah satu alasannya adalah mereka mengalami kejenuhan,” terangnya.

Lanjutnya, untuk siswa yang masih belajar di tingkat TK dan SD juga harus didampingi dan diawasi oleh orang tua ketika pembelajaran berlangsung. “Tetapi banyak orang tua yang masih kebingungan menggunakan handphone dan laptop, mereka masih bingung bagaimana cara mengoperasikan fitur-fitur yang ada dalam handphone dan laptop seperti menggunakan WhatsApp, Telegram, Zoom, Google Meet dan lain sebagainya,” tuturnya.

Ia menerangkan, banyak orang tua mengeluh dan tidak sanggup menemani anaknya belajar karena gagap teknologi di tambah dengan kurangnya daya tangkap anak dalam memahami materi. Orang tua menjadi tertekan atau stress dan akhirnya memarahi anaknya.

“Kita harus menyadari, pandemiCovid-19 ini, selain memunculkan tantangan, juga memberikan peluang bagi para guru dan siswa. Jika tidak ada pembelajaran jarak jauh, perkembangan internet akan lambat. Sekarang kita dapat merasakan dampak positifnya, jaringan internet sudah kita dapatkan meskipun belum stabil,” ujarnya.

Karena sudah ada jaringan internet, siswa dapat belajar secara mandiri di rumah. Guru dan siswa dapat berkolaborasi dan menjadi kreatif. Misalnya guru dapat membuat metode, tehnik dan inovasi baru agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, dan siswa tidak belajar secara monoton. Siswa juga akan menjadi kreatif ketika mendapat tugas dari guru.

Menurutnya, dari pembelajaran yang menarik dan menggunakan teknologi dengan baik, maka siswa akan menjadi ahli membuat video dan mendesain gambar yang nantinya ketika mereka lulus dari Sekolah Menengah Atas, mereka dapat menggunakan keahliannya untuk mendapatkan uang.

“Mereka bekerja tidak harus keluar rumah, tetapi mereka dapat menghasilkan uang meskipun hanya duduk di depan laptop saja,” jelasnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Yohana Ginting (Influencer & Content Creator), Dr Mondry (Koordinator Humas PSIK FISIP UB & Koordinator Redaktur Koran Kampus “MIMBAR”), Jonathan Adi Prabowo (CEO Good Craft Indonesia), dan Roofi Anggara (Founder @mahasiswangalam) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Banyak tantangan yang dihadapi para guru dan siswa yang merupakan pelaku kebijakan dalam pembelajaran jarak jauh. Banyak guru dan siswa mengeluhkan pembelajaran menjadi tidak efektif karena jaringan internet yang tidak merata dan stabil.

Apalagi guru dan siswa yang berada di dataran rendah, mereka harus pergi ke dataran tinggi seperti bukit dan pegunungan agar mendapatkan sinyal internet. Bahkan ada siswa yang belajar di atas pohon, di kebun dan di hutan. Dalam pembelajaran jarak jauh diperlukan media untuk menyampaikan materi pembelajaran.

“Guru harus dapat mengoperasikan handphone dan laptop dengan baik, tetapi ada sebagian guru yang belum mahir sehingga merasa terpaksa dan stres ketika harus mengajar menggunakan hal yang baru dikarenakan sudah terbiasa dengan sistem yang lama seperti hanya membawa buku pelajaran, absen, lembar kerja peserta didik ke dalam kelas,” ujar Diah Renata Anggraeni, Associate Faculty Member Binus University, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan, jika pembelajaran tidak dikemas dengan menarik maka siswa akan merasa jenuh. Dapat dibayangkan siswa harus belajar dengan menghadap laptop selama 8 jam per hari.

“Siswa hanya mampu mempertahankan konsentrasinya hanya 30 menit, waktu yang tersisa akan terbuang begitu saja. Kenapa banyak siswa yang bolos dengan mematikan video saat belajar, karena salah satu alasannya adalah mereka mengalami kejenuhan,” terangnya.

Lanjutnya, untuk siswa yang masih belajar di tingkat TK dan SD juga harus didampingi dan diawasi oleh orang tua ketika pembelajaran berlangsung. “Tetapi banyak orang tua yang masih kebingungan menggunakan handphone dan laptop, mereka masih bingung bagaimana cara mengoperasikan fitur-fitur yang ada dalam handphone dan laptop seperti menggunakan WhatsApp, Telegram, Zoom, Google Meet dan lain sebagainya,” tuturnya.

Ia menerangkan, banyak orang tua mengeluh dan tidak sanggup menemani anaknya belajar karena gagap teknologi di tambah dengan kurangnya daya tangkap anak dalam memahami materi. Orang tua menjadi tertekan atau stress dan akhirnya memarahi anaknya.

“Kita harus menyadari, pandemiCovid-19 ini, selain memunculkan tantangan, juga memberikan peluang bagi para guru dan siswa. Jika tidak ada pembelajaran jarak jauh, perkembangan internet akan lambat. Sekarang kita dapat merasakan dampak positifnya, jaringan internet sudah kita dapatkan meskipun belum stabil,” ujarnya.

Karena sudah ada jaringan internet, siswa dapat belajar secara mandiri di rumah. Guru dan siswa dapat berkolaborasi dan menjadi kreatif. Misalnya guru dapat membuat metode, tehnik dan inovasi baru agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, dan siswa tidak belajar secara monoton. Siswa juga akan menjadi kreatif ketika mendapat tugas dari guru.

Menurutnya, dari pembelajaran yang menarik dan menggunakan teknologi dengan baik, maka siswa akan menjadi ahli membuat video dan mendesain gambar yang nantinya ketika mereka lulus dari Sekolah Menengah Atas, mereka dapat menggunakan keahliannya untuk mendapatkan uang.

“Mereka bekerja tidak harus keluar rumah, tetapi mereka dapat menghasilkan uang meskipun hanya duduk di depan laptop saja,” jelasnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Yohana Ginting (Influencer & Content Creator), Dr Mondry (Koordinator Humas PSIK FISIP UB & Koordinator Redaktur Koran Kampus “MIMBAR”), Jonathan Adi Prabowo (CEO Good Craft Indonesia), dan Roofi Anggara (Founder @mahasiswangalam) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *