News

Sama Pentingnya Beretika Ketika Berinteraksi Di Dunia Nyata dan Dunia Maya

WARTAEVENT.com – Cianjur. Cakap digital tidak hanya mementingkan kemampuan dan keterampilan kita saat menggunakan teknologi, tetapi juga penggunaan etika saat berinteraksi dan berkomunikasi.

Dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, sehingga dimungkinkan terciptanya standar baru etika sebagai sebuah hasil dari pertemuan secara global lewat platform digital.

Ade Suminar, Staff Pengajar SMAN 1 Bojongpicung memaparkan, etika yang diketahui saat ini yaitu etika tradisional dan kontemporer (digital). Etika tradisional adalah etika atau kebiasaan yang sering kita lakukan pada kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Sementara, etika online muncul karena adanya perkembangan digital.

“Maka segala aktivitas digital di ruang digital dan menggunakan media digital, sangat memerlukan penerapan etika digital,” ujar Ade dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021) siang.

Ia menyampaikan, dalam etika terdapat ruang lingkup yang perlu dipahami. Di antaranya, kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan. Rendahnya kesadaran membuat kita jadi asal share tanpa membacanya secara teliti. Kedua, integritas yang berhubungan dengan kejujuran akan menurun kalau kita tidak menerapkan etika. Contoh yang sering terjadi dalam ranah pendidikan ialah daftar hadir yang diisi padahal tidak mengikuti pembelajaran.

Kemudian, tanggung jawab di ranah digital, sebab segala sesuatu yang kita bagikan itu harus dipertanggungjawabkan. Lalu, apapun yang dilakukan di media digital ini semestinya berlandaskan kebajikan atau kebaikan, di mana segala aktivitasnya harus memiliki manfaat baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.

“Etika itu nilai yang ada dalam diri kita yang harus dikeluarkan dan kita miliki, yang harus menjadi pedoman bagi kita dalam mengikuti cara hidup yang benar,” ungkapnya.

Dengan etika, kita tetap harus menghormati aturan yang berlaku di mana pun kita berada, termasuk di dalam dunia maya. Apabila kita menerapkan etika dalam berinternet dengan baik, kita juga mencerminkan kepribadian kita yang baik.

Strategi yang bisa dilakukan dalam menerapkan etika di internet, yaitu selalu berpikir untuk melakukan hal yang benar, mengkaji setiap informasi yang kita dapatkan, dan menjadikan budaya etika itu melekat dalam diri kita.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021) siang, juga menghadirkan pembicara, Dede Supriatna (Staff Pengajar SMA Negeri 1 Bojongpicung), Bowo Witjaksono Suharjo (Komisaris Independen IndoSterling Aset Manajemen Konsultan Bisnis), Santia Dewi (Owner Limbackstore), dan Isnaini Arsyad sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply