Lifestyle

Program Pengobatan Platelet Rich Plasma Ini Efektif untuk Para Atlet, Simak Penjelasannya

WARTAEVENT.com – Jakarta. Atlet Indonesia dari berbagai cabang olahraga kini tidak perlu khawatir lagi bila mengalami cedera, baik saat bertanding atau berlatih. Sebab, ada sudah ada program pengobatan platelet rich plasma (PRP), salah satu metode pengobatan regenerative medicine.

dr Evan, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Sport Injury and Arthroscopy Primaya Hospital Bekasi Timur mengatakan, program pengobatan PRP ini sangat cocok bagi para atlet dan masyarakat saat berolahraga yang mengalami cedera akibat pergerakan besar.

Baca Juga : iDekore Hadir Penuhi Kebutuhan Furniture dan Desain Interior Masa Kini Kaum Urban

“Platelet adalah bagian (komponen) dari plasma atau darah tubuh kita sendiri yang memiliki keunggulan karena mengandung zat-zat yang berfungsi merangsang penyembuhan alami, pembaruan dan pertumbuhan sel bagian tubuh yang rusak,” katanya.

Suntik PRP menggunakan darah sendiri yang sudah dirawat dan diolah untuk mengonsentrasikan trombosit dalam plasma, mengandung sitokin yang mengaktifkan penyembuhan jaringan lunak.

“Pengobatan PRP ini sudah dilakukan ke beberapa atlet seperti pesepak bola Irfan Bachdim, Zah Rahan, lalu atlet voli, basket dan lainnya. Penyembuhan cederanya bisa lebih cepat dan kembali bisa berlatih olahraga kembali,” ungkap konsultan cedera olahraga ini.

Hasil pascasuntikan PRP tersebut, lanjut dia, pesepak bola Irfan Bachdim seminggu kedepan sudah bisa berlatih kembali, namun tetap dalam pengawasan dokter olahraga.

Baca Juga : Berkomitmen Berikan Layanan Berkualitas, Primaya Hospital PGI Cikini Bangun Gedung Baru Seluas Satu Hektare

Tetapi langkah PRP ini sebaiknya jangan dilakukan dua minggu pasca cedera, karena jaringan yang rusak tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sel-sel dalam tubuh yang cedera tersebut memiliki masa akut yang secepatnya harus diambil tindakan PRP agar hasil pengobatan dari program itu bisa maksimal.

“Ini merupakan penyembuhan biologis. Jadi kita tidak bisa menilai secara MRI, namun melihat secara fungsional dan menjadi regeneratif. Jadi dari yang rusak, sel-sel itu bisa memperbaikinya sehingga atlet bisa beraktivitas dan berfungsi kembali, minimal mendekati seperti semula,” papar dokter Evan. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *