Lifestyle

Resiko Negatif Penggunaan VPN Gratis

WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Kebutuhan akan perluasan jaringan data / multimedia pada perusahaan sekarang ini semakin tinggi. Masalahnya, jaringan saat ini tidak mempunyai dukungan yang cukup terhadap sistem keamanan. Dalam kesempatan webinar siang hari, Dr. Lesza Leonardo Lombok,S.H.,LL.M., Dosen Fakultas Ilmu Sosial Univ Negeri Manado, Peneliti Lembaga Pengembangan Inovasi, Komunikasi, dan Kewirausahaan, memaparkan tentang mengenali penggunaan Virtual Private Network (VPN) dan dampaknya.

Solusinya, perusahaan membentuk keamanan jaringan handal biasanya lewat sistem Leased Line. Namun masalah yang terjadi skala jaringan menjadi bersar, biaya pengembangan investasi semakin tinggi dan ketersediaan akses akan menjadi masalah yang krusial.

“VPN alias Virtual Private Network ini menjadi solusi lain yang ditawarkan. Namun ini harus memiliki sistem keamanan yang baik sehingga jaringan privat tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna yang tidak berwenang,” ujar Lesza dalam webinar Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang berlangsung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (16/62021).

VPN adalah teknologi komunikasi yg memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan publik dan tergabung ke jaringan local. Dengan cara tersebut maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam Local Area Network itu sendiri, walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik

Fungsi VPN membuat kerahasiaan data terjaga, keutuhan data dan bisa melakukan autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data. Sementara kelebihannya hemat biaya, fleksibilitas, kemudahan pengeluaran dan administasi serta mengurangi kerumitan pengaturan dengan teknologi tunneling.

Keuntungan / manfaat VPN bisa melakukan remote access artinya dengan VPN kita dapat mengakses komputer atau jaringan kantor dari mana saja selama terhubung ke internet. Lalu ByPass alias dapat melewati pembatasan geografi terhadap situs streaming atau video. Misalkan pemerintah mengakses situs yang dianggap membahayakan dan lain sebagainya. Terakhir, security yaitu dengan VPN kita bisa berselancar dengan aman ketika menggunakan akses internet publik seperti hotspot atau internet cafe.

“Tentu saja kalau ada positifnya, ada negatifnya. Dampak negatif dari VPN itu koneksi internet tidak bisa diprediksi, tinggi risiko penyadapan, hacking dan tindakan cybercrime pada jaringan VPN, terbukanya akses pada konten yang telah masuk dalam daftar blokir pemerintah yang sering disalahgunaakn dalam bentuk penyebaran hoaks/ujaran kebencian, konten pornografi hingga konten yang mengajarkan aksi terorisme dan lainnya. Maka kita harus bijak menggunakan VPN,” jelasnya.

Lesza pun menjelaskan akses VPN bisa dilakukan secara manual lewat koneksi dikomputer atau mobile device dan selanjutnya lewat aplikasi. Sebaiknya pilih aplikasi VPN yang berbayar dan terpercaya.

“Di dunia digital tidak ada yang benar-benar gratis. Untuk VPN jika kita pakai yang gratis, artinya biaya pemakaian aplikasi tersebut dibayar dengan hal lain misalkan data kita dan sebagainya,” tutup Lesza.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021) siang ini juga menghadirkan pembicara Herdianto (Producer, Broadcaster, Newscaster, Radio Journalist of MasFM Radio), Cholidah,S.H.,M.H (Dosen Universitas Muhammadiyah Malang), Aji Kelono Listriatmojo (Komite Ekonomi Kreatif Kab. Sidoarjo), dan Key Opinion Leader Sheryl Dwi Artamevia.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply