News

Bijak Berkomentar di Media Sosial

WARTAEVENT.COM, Kab. Lumajang – Penggunaan media sosial saat ini sudah amat luas. Sayangnya, banyak orang yang belum memahaminya bagaimana berkomunikasi yang baik di dunia maya. Tak sedikit pula yang asal berkomentar, baik di Facebook maupun Twitter, tanpa memikirkan akibatnya bagi orang lain yang membacanya.

“Kita sepertinya mempelajari keahlian baru dalam komunikasi tertulis, dan kita tidak sepenuhnya memahami atau merefleksikan kekuatannya untuk mempengaruhi begitu banyak orang dengan cara yang tidak kita inginkan,” kata Khotibul Umam, Bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Tulungagung, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (27/7/2021).

Ia menunjukkan, banyak orang belum memahami kekuatan media sosial untuk melampaui komunikasi interpersonal, tatap muka, yang biasa dilakukan manusia. Media sosial secara instan dalam beberapa kasus bisa menjangkau jutaan orang dalam sekali waktu. Media sosial bahkan bisa memprovokasi perilaku.

“Kita bahkan seringkali tidak tahu siapa yang mungkin membacanya dan bagaimana itu mempengaruhi mereka. Ketika komentar tidak bijak atau merendahkan via media sosial secara luar bisa membuat masalah yang sudah serius itu bertambah parah,” ungkapnya.

Lanjutnya, media sosial sebagai wadah komunikasi akhir-akhir ini sering digunakan tidak sesuai tempatnya. Banyak warganet yang cenderung melakukan hate speech atau ujaran kebencian menggunakan akun palsu.

“Kayak Instagram untuk mem-bully orang yang secara fisik tidak sempurna. Mem-bully artis dengan fake account tanpa menunjukkan identitasnya,” ujar.

Menurutnya, sebagai pengguna media sosial yang baik tidak sepantasnya seperti itu. Pengguna yang baik, harus bisa membedakan dunia nyata dengan dunia maya.

“Jangan sampai kita berkomentar denga bahasa yang kasar dan mengarah ke bullying. Karena saat kita berkomentar, itu akan menunjukkan sifat kita ketika dilihat oleh orang lain atau pengguna lain,” terangnya.

Baginya, memanfaatkan media sosial susah-susah gampang. Jika tidak berhati-hati dalam komentar, sanksi atau pasal yang mengikat akan menjerat pengguna yang bersangkutan.

“Apalagi sekarang ada Undang-undang ITE yang mengatur secara sistemik. Database juga akan gampang dilacak oleh aparat meskipun kita menggunakan akun palsu,” jelasnya.

Ia mengajak warganet untuk seimbang dalam memanfaatkan media sosial. Baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Milenial harus bijak dalam memanfaatkan media sosial.

“Harus jadi diri sendiri ketika menggunakan media sosial. Sesuai porsi yang sepantasnya dan sesuai kapasitas kita,” katanya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (27/7/2021) juga menghadirkan pembicara Agus Gunawan (Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Jawa Timur & Owner Omah Hidroponik), Deya Oktarissa (Key Opinion Leader), Sri Astuty (Relawan Mafindo & Dosen FISIP ULM Banjarmasin), dan Dr. Arnidah (Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Makasar).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply