News

Cara agar Jejak Digital Aman

WARTAEVENT.COM, Kab. Pamekasan – Jejak digital adalah segala hal yang Anda tinggalkan saat menggunakan internet. Mulai dari IP address saat Anda masuk ke suatu situs, unggahan foto/video ke media sosial, komentar dan chat di media sosial, hingga order history saat berbelanja online atau likes di Twitter.

Hal itu diungkapkan, Nur Qomaratul Laily, Owner Rangginang Sangkol & Ex CEO AWW Fashion, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (07/10/2021).

Ia menambahkan, apapun tentang anda atau apapun yang Anda unggah ke internet, itulah jejak digital, dan perlu Anda ingat, apapun yang Anda unggah kemungkinan besar akan selamanya ada di internet.

“Pernah mendengar cerita mengenai HR perusahaan yang batal menerima karyawan karena ia menemukan bahwa calon karyawan tersebut kerap berkata kasar di media sosialnya. Itulah salah satu contoh betapa pentingnya menjaga jejak digital Anda agar tetap ‘bersih’ dan aman,” terangnya.

Biar jejak digitalmu aman berikut tiga cara menjaga jejak digitalmu, seperti:

  • Pikirkan ulang hal yang akan diunggah

Jangan pernah lupa untuk berpikir dua kali sebelum kamu mengunggah sesuatu di media sosial. Unggahan seperti foto, video, komentar, dan lainnya sangat rentan dimanfaatkan orang lain untuk menyerangmu pada kemudian hari. Cobalah dari sekarang untuk menghapus dan berhenti mengunggah konten negatif agar media sosialmu bisa kamu pertanggungjawabkan pada masa depan. Jika perlu, buatlah konten positif dan profesional dengan mengunggah hal-hal yang berkontribusi membangun citra baikmu.

  • Jaga informasi sensitifmu

Seorang pemilik akun harus bisa menjaga informasi miliknya seperti nomor KTP, PIN, kata sandi, alamat rumah, nomor telepon, dan tanda tangan. Jangan sampai hal sekecil itu dibagikan ke orang lain karena akan berdampak sangat buruk dengan tersebarnya informasi sensitif tersebut. Sangat disarankan untuk membuat kata kunci yang kuat dan mudah diingat menggunakan kombinasi setidaknya sepuluh angka, simbol, serta huruf besar dan kecil. Hindari penggunaan kata-kata umum, tanggal lahir, dan hari jadi, atau nama pasangan, anak, atau hewan peliharaan karena alat peretas kata sandi bisa menggunakan setiap kata dalam kamus untuk mencoba mengakses kata sandi. Mengaktifkan verifikasi dua langkah bisa jadi pilihan agar tidak terjadi aktivitas yang mencurigakan di media sosial.

  • Hapus akun yang sudah lama

Metode ini merupakan solusi terakhir sebagai bentuk pencegahan dari para haker. Akun media sosial yang sudah lama tidak digunakan akan memberikan gerbang terbuka bagi ‘penyelam’ untuk mengakses jejak digital. Namun, cara ini mungkin terbilang berat karena setiap orang pasti punya kenangan di akun media sosial tersebut. Salah satu opsi lain yang bisa dicoba adalah menonaktifkan akun di bagian pengaturan (setting). Dengan begitu, para haker tidak dapat melakukan aksinya karena akun kalian tidak bisa ditemukan. Sayangnya, opsi menonaktifkan akun ini tidak tersedia di semua media sosial.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (07/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Eko David (Praktisi Pendidikan Jawa Timur), Fahrur Rozi (Entrepreneur & Account Manager at Omahdollar.com), Jean Christy Sihotang (Teacher at Ora Et Labora Senior High School), dan Anjani Adyalaksmini (CMO at PT. Laksmindo Bahtera) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply