Event

Event Solo Great Sale 2017 Targetkan Angka Transaksi Rp 200 Milyar

Warta Event, Jakarta – Menteri Pariwisata Dr Ir Arief Yahya MSc bersama Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo meluncurkan Event Solo Great Sale (SGS) dan Calendar Event Solo 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Senin malam (16/1/17).

PicsArt_01-17-02.06.20

Event tahunan SGS ini mengangkat tema “Ceria Bersama Pesona Belanja Kota Budaya”, tema ini akan menjadi daya tarik wisman dan wisnus. Event digelar selama satu bulan penuh, 1-28 Februari 2017. Lokasinya di semua pusat perdagangan dan perbelanjaan, hotel & restoran, pertokoan, pasar tradisional serta outlet bisnis lainnya yang ada di kota Surakarta, Jawa Tengah.

Solo Great Sales 2017 yang sudah memasuki tahun ke-3. Kegiatan ini makin memperkuat branding Kota Solo sebagai kota budaya, destinasi wisata & kota MICE. “Selama satu bulan SGS 2017 ini diproyeksikan menghasilkan transaksi sebesar Rp 200 Milyar atau naik 30% dari capaian tahun lalu Rp 125M. Kunjungan wisatawan ditargetkan 250.000 orang, yang menginap di hotel 150 ribu. Maka events ini betul-betul akan berdampak signifikan terhadap perekonomian lokal di Solo, dari sektor pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi gelaran event SGS 2017 ini sebagai upaya mempromosikan dan menarik kunjungan wisatawan ke Kota Solo. Tentu dengan program “Wonderful lndonesia” dan “Pesona Indonesia” yang tahun ini mentargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 265 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.

Ia menjelaskan lebih jauh, keterlibatan 1.500 tenant dalam kegiatan SGS 2017 menunjukan kekompakan seluruh stakeholder Kota Solo dalam melakukan BAS ( Branding, Advertising, dan Selling). Terutama untuk kegiatan selling, peran pelaku usaha lebih besar, sedang pemerintah hanya sebagai pendukungan dan fasilitator.

“Biasanya bila Januari bertepatan dengan musim liburan hari raya Imlek akan terjadi lonjakan kunjungan wisman, selanjutnya pada Februari akan terjadi penurunan kunjungan wisman. Bulan Februari 2017 kemungkinan akan low season sehingga perlu upaya kreatif antara lain menggelar even menarik seperti penyelenggaraan SGS 2017 yang masuk sebagai kalender pariwisata nasional,” tambah Arief Yahya.

Ditambahkan oleh Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang menjelaskan, SGS 2017 ini merupakan upaya untuk menggerakan perekomian masyarakat maupun dunia usaha. Diantaranya, perbankan, hotel, properti, maskapai penerbangan, kereta api, dealer mobil dan motor, bengkel, restaurant, travel agent, jasa transportasi, pertokoan, toko elektronik, butik, distro, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, komunitas sentra sentra industri , klinik kecantikan, spa dan salon kecantikan, serta semua perusahaan produk barang maupun jasa di wilayah Solo Raya.

“Ini sekaligus komitmen Pemkot Surakarta dan KADIN Kota Surakarta dalam memperkuat branding dan mendorong iklim bisnis dan investasi yang kondusif bagi pelaku usaha di Surakarta. Apalagi bila melihat siklus pergerakan ekonomi dan bisnis yang terjadi di bulan Februari, hampir seluruh sektor usaha mengalami perlambatan (low season) untuk ini diperlukan stimulasi kegiatan promosi efektif yang mampu lebih menggeliatkan ekonomi,” kata FX Hadi Rudyatmo.

PicsArt_01-17-02.21.40

Untuk memeriahkan SGS 2017, akan diintegrasikan dengan berbagai kegiatan lain selama Februari 2017 di Kota Solo. Seperti Solo Imlek Festival (Chinese Traditional & Cullinary and Flying Lampion), Haul Habib Ali Bin Muhammad al Habsyi, Grebeg Sudiro (sedekah bumi, grebeg & kembang api), Festival Jenang; Hari Jadi Kota Solo, Pameran Produk UKM; Festival seni budaya; Solo Fashion Paradise; Otomotif & Realestate Expo; Solo Karnaval; kreatifitas tenant; dan hiburan lainnya. Penyelenggaraan even SGS dalam dua tahun terakhir menghasilkan kenaikan omzet yang siginifikan.

Penyelengaraan SGS tahun 2015 yang diikuti 571 tenant menghasilkan omzet RP 80 miliar, SGS 2016 diikuti 1.206 tenant mengasilkan omzet Rp 161 Milyar (dibulatkan 150 M). Sedangkan SGS 2017 yang akan diikuti 1.500 tenant ditargetkan akan menghasilkan Omzet Rp 200 miliar.