News

I Gede Ardika: Bedah Buku Pariwisata Berkelanjutan

Wartaevent.com – Jakarta. Mantan Menteri Pariwisata era Presiden Abdurahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri, I Gede Ardika, memberikan peningkatan pemahaman secara komprehensif dan melakukan streamlining tentang kepariwisataan berkelanjutan dalam praktik pembangunan nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas.

Hal ini ia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul “Pariwisata Berkelanjutan, Rintis Jalan Lewar Komunitas”. Buku karya I Gede Ardika ini di launching hari ini Kamis (29/11/2018) di Hotel Borobudur, Jakarta.

Melalui buku karyanya, I Gede Ardika, mengulas bagaimana pembangunan pariwisata di Indonesia yang bertumpu pada konsep, prinsip-prinsip, serta cita-cita dan tujuan sebagai bagian integral dalam pembangunan nasional.

Falsafat kepariwisataan Indonesia yang bertumpu pada nilai-nilai dasar sebagai bangsa yang religius, menjadi acuan tertinggi yang diturunkan dalam nilai luhur agama, mengatur konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan lingkungan alam dalam upaya mencapai kebahagiaan.

Sementara itu dalam lingkup kehidupan bernegara, acuan dasar kepariwisataan Indonesia adalah UUD NRI 1945 utamanya preambule dan Pancasila, sedangkan dalam hubungan internasional acuan kepariwisataan bertumpu pada Kode Etik Kepariwisataan Dunia yang telah disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam buku ini pun dijelaskan bagaimana perjuangan Ardika sebagai penggagas konsep wisata desa yang dipresentasikan pada Sidang Umum UNWTO di Santiago, Chili, pada 1999 saat pengesahan Kode Etik Pariwisata Dunia (Global Code of Ethics for Tourism).

“Global Code of Ethics for Tourism menempatkan pariwisata sebagai hak asasi manusia, yang di dalamnya antara lain mengatur etika kepada wisatawan dunia agar menghormati budaya dan adat-istiadat masyarakat yang dikunjungi,” ujar Ardika, usai acara.

Ardika, kembali menegaskan, bahwasanya, Kode Etik Kepariwisataan Dunia tersebut menjadi nilai-nilai yang membentuk karakter, identitas, dan sifat kepariwisataan Indonesia yang harus digunakan sebagai acuan para pemangku kepentingan kepariwisataan.

Melalui buku tersebut ia ingin menyampaikan bahwa nilai-nilai dasar yang dijadikan sebagai acuan (di antaranya dalam UU Kepariwisataan No.10 Tahun 2009 yang telah memasukan Kode Etik Kepariwisataan Dunia) dalam kepariwisataan nasional itu bukan ilusi kosong semata.

Prinsip-prinsip ini telah diterapkan dalam mengembangkan kepariwisataan pedesaan berbasis masyarakat di Indonesia. Ardika mencontohkan sejumlah desa wisata yang berhasil menerapkan nilai-nilai dasar dalam upaya mensejahterakan kehidupan mereka di antaranya, Desa Wisata Penting Sari di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta dan Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali. [Fatkhurrohim]