Travel

Ini PR yang Harus Dikerjakan di Tumpak Sewu

Warta Event – Lumajang. Untuk menjadi destinasi unggulan dengan sekala nasional dan internasional keindahan saja tidak cukup. Banyak hal yang harus dipenuhi yaitu 3A (Akses, Akomodasi dan Amenitas). Ini rumusan dasarnya.

Saat Anda berkunjung ke destinasi Tumpak Sewu yang masuk dalam salah satu kawasan destinasi perioritas 10 Bali Baru dalam hal ini taman nasional Bromo-Tengger-Semeru (BTS) melalui Lumajang memang sudah tersirat sudah memenuhi 3A tersebut.

Meski demikian, bukan berarti tanpa Pekerjaan Rumah (PR). Banyak PR yang harus dibenahi oleh pihak terkait misal pemerintah daerah maupun Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.

Semenjak dibuka untuk wisatawan pada 13 Maret 2015 lalu, kawasan desa wisata Tumpak Sewu terus berbenah. Total biaya sebesar Rp300 juta yang didapat dari dana pribadi Ketua Pokdarwis dan dana sukarela dari wisatawan pun masih sangat kurang untuk mempercantik dan menjadikan destinasi ini sebagai daya tarik wisata berkelas dunia.

Memang sungguh menarik melihat keindahan air terjun Tumpak Sewu dari atas (titik panorama). Tapi, jalan terjal, penuh liku, licin menjadi tantangan tersendiri yang wajib ditaklukan oleh para wisatawan untuk merasakan atmosphere Tumpak Sweu lebih dekat dan tanpa sekat.

Tumpak Sewu OK4

Abdul Karim, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Tumpak Sewu mengatakan, hingga saat ini total biaya yang telah dikeluarkannya mencapai Rp300 juta lebih untuk membangun destinasi Tumpak Sewu. “Selain dari dana pribadi, dana pun dikumpulkan dari dana sukarela para wisatawan dari kotak yang ada di setiap titiknya,” ungkap Karim.

Dijelaskan oleh Abdul Karim, dulu, dana pembangunan destinasi ini menggunakan dana pribadi. Seiring waktu dana lain datang dari biaya retribusi sebesar Rp10.000 per orang. “Jadi, dana sekitar Rp300 juta lebih itu hanya untuk sampai ke titik Panorama. Titik awal bagi wisatawan untuk menikmati keindahan Tumpak Sewu,” terang Karim.

Tapi itu pun tidak membuat Abdul Karim merasa puas. Ketua Pokdarwis ini masih menyimpan angan agar destinasi yang Ia temukan dan telah dipolesnya menjadi destinasi yang mampu diakses oleh siapa pun. Termasuk wisatawan keluarga yang membawa anak-anak kecil.

Abdul Karim mengakui, selama ini track atau jalan untuk mencapai dasar air terjun Tumpak Sewu hanya untuk orang dewasa dengan jiwa petualang dan memiliki minat khusus untuk berpetualang serta menaklukan tantangan. Untuk keamanan jalan menuju ke bawah masih menggunakan bambu. Termasuk tempat untuk dijadikan istirahat sementara.

Kedepan, kata Karim, Ia ingin titik Panorama dibuat lebih menjorok ke depan dengan menggunakan kaca serta pengamanan yang mumpuni. Kemudian jalan untuk jalur tracking ke bawah ingin dibuat jalur ganda. Jalur naik dan jalur turun terpisah. “Atau yang turun kita buat seperti flying fox. Dengan demikian, anak-anak dan ibu-ibu bisa juga sampai ke bawah,” harapan Karim.

Tumpak Sewu OK

Abdul Karim melanjutkan, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan biaya sedikitnya dana sebesar Rp1,2 miliar. “Kita mau pake baja dan banyakin pos. Jadi pengunjung pas ke bawah bisa banyak tempat untuk istirahat. Saat ini masih minim untuk pos istirahatnya,” terangnya.

Hingga saat ini Abdul Karim memang belum mendapat “suntikan” dana segar baik dari investor, maupun pemerintah setempat. “Saya mendapat kabar, katanya pemda Lumajang melalui Dinas Pariwisata akan mengalokasikan dana sebesar Rp300 juta melalui Bumdes,” pungkas Karim.

Meski dengan kondisi seperti sekarang init oh nyatanya jumlah kunjungan wisatawan ke Tumpak Sew uterus bertambah. “Respons pengunjung rata-rata sangat bagus. Kita lihat tiap bulan meningkat, awalnya ratusan, tapi kini tiap bulannya sudah diangka 2000-an pengunjung,” rinci Karim.

Sebagai wisatawan, Andap tak perlu khawatir dengan hal penginapan. Pasalnya di Desa Wisata Tumpak Sewu ini sudah ada lima homestay. Setiap homestay ada dua kamar. Harga per orang dan per malam untuk menginap masih murah, yakni Rp50.000. Belum termasuk makan pagi. [Fatkhurrohim]