News

Keragaman Budaya Menjadi Abai di Dunia Digital, Ini Cara Mengatasinya

Hal ini penting sekali diperhatikan, mengingat kebudayaan di indonesia kan sangat beragam, dan etika masyarakat di ruang digital pun masih kurang. 

Dan pada saat itu Rachel Octavia langsung memberikan jawaban, kita merayakan perbedaan. Misalkan saya orang Jawa dan suami orang Manado. Kalau bicara orang Jawa tidak boleh kencang. 

Apakah perbedaan tersebut jadi halangan? Tidak. Kita bisa memberikan penghargaan dan saling toleransi (mengerti dan memahami orang lain dengan budaya beda). Saat kita tidak bisa menyampaikan dengan aksara di sosial media, maka hati-hati dengan jejak digital kita. 

Namun dengan cara yang baik, maka kita bisa mendidik orang lain untuk bisa memberikan perspektif yang berbbeda. Bisa juga sampaikan via DM, tidak di komentar. Jangan take it personally. 

Kalau tidak mau berdebat ya bisa biikin konten, untuk inspirasi orang lain. Konten kita bisa bermanfaat buat banyak orang.

Tujuan utama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar Literasi Digital ini karena diharapkan masyarakat Indonesia pada akhir tahun ini mencapai 10 juta orang terliterasi dan diharapkan meningkat menjadi 50 juta orang di tahun 2024 mendatang.

Literasi Digital yang mengakat tema besar Indonesia Makin Cakap Digital ini membahas 4 pilar utama Literasi Digital yakni, budaya bermedia (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia (digital ethics) dan cakap bermedia digital (digital skills). [*]

Leave a Reply