News

Keuntungan Pembayaran Transaksi Online Dengan Menggunakan Pay Later

WARTAEVENT.COM, Kab. Sumenep – Dari tahun ke tahun, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai terbiasa dengan aktivitas berbelanja online. Dengan hanya bermodalkan telepon pintar, barang yang diinginkan bisa datang langsung diantar ke tangan pembeli. Beberapa marketplace kini sudah menyediakan skema pembayaran belanja online yang semakin beragam, memanjakan, dan memudahkan.

“Salah satunya dengan membayar secara kredit atau dibayar kemudian (Pay later). Fitur Pay later ini memungkinkan para pembeli toko online untuk ngutang terlebih dahulu saat akan melakukan checkout, istilah dalam berbelanja daring saat pembeli memutuskan membeli barang yang diinginkan atau sudah disimpan di keranjang belanja,” ungkap Hari Farisca, Former B2B Partnership at LOKET (Gojek Group), saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (6/7/2021).

Lanjutnya, penggunaan pay later juga tak membutuhkan jaminan. Skema berbelanja dengan membayar di kemudian hari ini bisa dibilang hampir serupa dengan berbelanja dengan kartu kredit.

“Setelah melakukan transaksi pembelian menggunakan pay later, nantinya pembeli diwajibkan untuk membayar tagihan sesuai dengan periode cicilan yang dipilih saat melakukan transaksi pembayaran di aplikasi online shop,” paparnya.

Hari mengungkapkan, penggunaan limit pay later jauh lebih rendah dan fleksibel dibandingkan limit kartu kredit milik perbankan, membuat masyarakat menganggap citra pay later lebih positif ketimbang kartu kredit.

“Pengguna dapat menetapkan limit tertentu untuk berbelanja daring, sehingga dalam satu bulan, pengguna bisa menjaga diri untuk tidak dapat berbelanja dengan nominal melebihi limit tersebut,” imbuhnya.

Menurutnya, keunggulan lainnya yang terasa dan disepakati responden, yaitu tidak ada biaya admin jika tak digunakan (31,65%) dan bisa berhenti sewaktu-waktu (30,45%). Oleh sebab itu, tidak heran beberapa platform digital yang telah memiliki valuasi besar, punya hasrat melirik entitas jasa keuangan untuk menjadi anak usahanya dengan tujuan mampu mengintegrasikan produk-produk keuangan untuk akses transaksi, contohnya seperti skema pay later ini.

“Untuk membesarkan ekosistem bisnis, langkah seperti ini masuk akal sekali. Memang pay later ini cenderung nilai transaksinya kecil-kecil, keuntungannya pun bisa dibilang receh, lah. Tapi kalau user platform sudah ratusan juta, kemudian layanan pay later di dalamnya digunakan jutaan user, pasti menggoda sekali untuk masuk jadi bagian entitas,” tutupnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, (6/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara, Ridan Muhtadi (Ka. Dept Riset Madura Idea Foundation), Darwin Tenironama (Managing Director IMS Hospitality Management Consulting & Lecturer at BINUS & UMN), Isham (Founder dan CEO Penggerak Pemuda Mandiri), dan Feri Agusyadim sebagai Key Opinian Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply