Event

Kreatif Food “Payo Ngirup” Kopi di Palembang

Warta Event – Palembang. Kopi nampaknya menjadi tema menarik di negeri ini. Baik sebagai bahasa mempromosikan wisata, hingga jamuan minum untuk berdiplomasi dengan negara-negara asing.

Melihat kenyataan kopi sebagai produk yang sedang jadi buah bibir di negeri ini, maka Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar event Kreatifood dengan mengangkat tema “Kopi Kita Kopi Giling Lokal” atau disebut juga Koling Lokal.

Event Kreatifood yang juga bekerjasama dngan Ikatan Praktisi Kuliner Indonesia (IPKI) ini digelar mulai dari tanggal 22-27 Agustus 2017 di pelataran Benteng Kuto Besak, Kota Palembang ini mengajak para pengunjungnya untuk mengopi setiap hari.

Di area pameran pun, pihak penyelenggara memotivasi para pengunjung melalui soanduk maupun kaus dengan tulisan “Payo Ngirup” yang berarti Ayo Nyeruput. Dalam stand pameran berukuran besar pun pengunjung diajak menikmati kopi dengan nyaman.

Triawa Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, mengatakan, Kreatifood 2017 digelar di dua tempat yakni di Benteng Kuto Besak, Palembang, 22 – 27 Agustus 2017 dan di Pantai Losari, Makassar, 6 – 10 September 2017.

image

Sementara ajang Kreatifood di Makasar akan mengangkat tema Soto (Unity in Diversoto) digelar dalam kegiatan Makassar International Eight Festival & Forum 2017 dengan mengusung tema Soto akan hadir ditengah festival yang berisi Fashion, Foods, Fiction Writers, Fine arts, Folks, Fusion Music, Flora & Fauna , dan Film.

Soto dan Kopi menjadi tema di ajang Kreatifood 2017 karena keduanya merupakan ikon kuliner Indonesia. Dan sejak tahun lalu telah mendorong Soto menjadi tema makanan Indonesia. “Sangat sulit bagi konsumen internasional untuk mengingat begitu banyaknya nama kuliner di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Irene Camelyn Sinaga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menjelaskan, daerah Sumatera Selatan memiliki lahan terbesar ada di Kabupaten Pagar Alam, dan Lubuk Lunggau. “Daerah ini menghasilkan mampu menghasilkan ribuan ton. Tapi brandingnya belum terangkat,” tambah Irene.

Untuk itu, kata Irene, pihaknya mengumpulkan para petani kopi diarahkan bagaimana cara mengemas kopi ke hal yang kreatif, seperti menciptakan varian kopi yang dapat dinikmati ileh masyarakat. Kemudian, para baristanya disertivikasi. “Di daerah Semendeo, sudah menjadi kawasan wisata bagi para pecinta kopi,” pungkas Irene. [Fatkhurrohim]