News

Landasi Kecakapan Digital dengan Budaya Digital

WARTAEVENT.COM, Kab. Bangkalan – Cakap mengoperasikan perangkat digital saja tak cukup untuk mengantar seseorang menjadi individu yang bijaksana dalam hidup di era digital.

“Seseorang perlu memiliki budaya digital yang kuat, agar kecakapan digital yang dimiliki bisa berguna bagi diri sendiri dan orang lain sekitarnya,” kata Tiurida Lily Anita, Faculty Member at Binus University & Assessor Hotel and Restaurant at BNSP, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa (16/11/2021).

Ia juga menjelaskan, untuk menumbuhkan budaya digital pengguna di Indonesia memiliki rujukan jelas. Dengan menumbuhkan wawasan kebangsaan serta nilai Pancasila maupun Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. “Budaya digital ini wujudnya seseorang akan memiliki etika bermedia sosial yang baik,” tuturnya. 

Lanjutnya, Etika bermedia sosial, bisa dibangun dengan pendekatan budaya Jawa yang familiar. “Misalnya atiku apik, kontenku resik. Jika hati kita bersih, maka konten digital kita pun demikian,” ujarnya.

Ia menerangkan, dengan memahami etika dan budaya digital, pengguna akan jeli dan mampu memahami batasan kebebasan berekspresi. “Kebebasan berekspresi dipahami dengan baik, tidak kebablasan menjadi perundungan, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada perpecahan di ruang digital. Dengan berbudaya digital yang baik, orang juga lebih mampu memilah mana yang merupakan bagian keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital,” urainya.

Ia juga menyebut, budaya digital yang baik akan tercermin ketika pengguna memproduksi serta mendistribusikan konten di ruang digital. Ia akan berpartisipasi dan berkolaborasi aktif menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga ruang digital menjadi sehat.

“Jadi, mari bentuk budaya digital yang baik sebagai landasan berperilaku dan memanfaatkan kecakapan digital yang kita miliki agar sesuai nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dan tak melanggar norma etika dan agama,” cetusnya.

Ia mengatakan, memupuk kecakapan digital bisa dimulai dari berbagai hal sederhana. Misalnya fasih memanfaatkan mesin pencari, memilih kata kunci, dan memilih referensi situs yang dapat dipercaya.

“Mesin pencarian informasi menjadi situs yang memiliki kemampuan untuk mencari halaman situs web di internet berdasarkan data dengan bantuan kata kunci, ini butuh kecakapan tersendiri,” katanya. Kecakapan digital juga berarti paham memanfaatkan perangkat keras dan lunak sesuai fungsinya secara optimal.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa (16/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Widya Pramusetyo (Aktivis Teknologi Informasi), Seyla Zatayumni (Bidan), DT Yunanto (Co-Founder AutoSultan Komunitas AutoTrading Forex), dan Ferdiansyah Alifurrahman sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply