News

Literasi Digital Mengedukasi Generasi Millenial Lebih Santun Dalam Bermedsos

WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Ketika berselancar di dunia internet, masyarakat Indonesia seperti masuk ke jalan tol yang baru, jalannya mulus dan bisa ke mana-mana dengan cepat. Namun kecepatan dan kemudahan ini sebaiknya jangan jadi boomerang.

Bahkan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya membuka acara Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 mengatakan kekuatan atau modal besar Indonesia adalah netizennya. Total pengguna internet di Indonesia sebesar 73.7% dari jumlah penduduknya.

“Dari jumlah pengguna internet yang tidak sedikit ini sayangnya kita tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan pengguna cerdas. Karena data juga menyebutkan ada 170juta akun media sosial yang aktif di Indonesia. Seharusnya ini bisa jadi kekuatan bangsa ke konten positif,” ujar Dr Ni Made Ras Amanda G, anggota Japelidi yang juga Dosen Universitas Udayana dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).

Salah satu yang membuat tidak meratanya pengetahuan atau literasi digital adalah selisih usia antara penggguna. Mereka pengguna internet yang lahir di tahun 1940-an hanya menggunakan media koran, televisi, WhatsApp dan Facebook. Berbeda dengan yang kelahiran tahun 1960-an mulai mengkonsumsi Twitter.

Sementara generasi selanjutnya bertambah menggunakan YouTube dan Instagram. Generasi kelahiran 1995 merambah ke TikTok yang sedang hits serta menggunakan Line sebagai aplikasi chatting dengan alasan stickernya lebih menarik. Begitu juga generasi kelahiran tahun 2011 hingga kini yang bahkan tidak menggunakan WhatsApp untuk sehari-hari kecuali keperluan tugas sekolah atau kampus.

“Dengan ada perbedaan penggunaan media-media digital di setiap generasi, hasilnya begitu banyak berita buruk di media.Usia muda lebih labil, lebih emosi, tidak hanya di media sosial lanjut berantem di dunia nyata. Setiap generasi punya tantangan, kekuatan dan masalahnya sendiri. Gap antara generasi ini yang harus dihadapi dengan saling menyapa. Terkadang yang tua juga malu bertanya, ini harus sama-sama diedukasi,” jelasnya.

Hal sederhana apakah bangsa kita sudah memiliki etika dalam bermedia sosial, aplikasi percakapan, email, cara mengutip dan lain-lain? Seperti ketika menuliskan email sebaiknya mengisi subjek dengan jelas, mulai dari kata sapaan dan perkenalan jika belum pernah berkomunikasi sebelumnya. Begitu juga saat menyapa di WhatsApp, apakahnya dengan mengirim huruf P saja itu sopan dan beretika? Mari kita tunjukkan ke dunia, Indonesia adalah bangsa bermartabat baik di dunia nyata maupun maya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Firman Surya (Relawan TIK Indonesia), Cahya Suryani S.IP.MA (Mafindo), Fikri Mohammad Hakim S.Kom,M.IS (Senior Manager Safety Garuda Indonesia), dan Key Opinion Leader Clarissa Darwin.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *