Event

Malioboro Coffee Night 2023: Gelar Diskusi Peranan Kebudayaan dalam Menghadapi Ancaman Terhadap Kopi

WARTAEVENT.com – Yogyakarta. Di tengah-tengah penyelenggaraan event ”Malioboro Coffee Night”, Komunitas Kopi Nusantara (KKN) mengadakan diskusi tentang ”Peningkatan kualitas kopi nusantara atas dasar nilai ekonomi, warisan budaya dan kelestarian alam” di Plasa FISIPOL Universitas Gajah Mada (UGM), (02/10/2023).

Diskusi yang dipandu Bagas Hapsoro ini mendengarkan pandangan dan komentar dari pegiat diplomasi kopi, pejabat pemerintah, pemerhati warisan budaya dan dosen/guru besar Universitas Gajah Mada tentang kedudukan dan penanganan masalah kopi.

Baca Juga : Event Malioboro Coffee Night 2023 Akan Dimulai: Dari Yogyakarta ke Dunia

Mengawali diskusinya, Bagas selaku pegiat diplomasi kopi menjelaskan bahwa sebagai komoditas, kopi selama satu dasawarsa terakhir mengalami dinamika yang signifikan.

Pola konsumsi dan peminat beserta turunannya mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Bahkan di tengah pandemi global, aneka produk kopi tetap bertahan. Justru perkembangan ekonomi dan pengembangan di tingkat hilir melaju cepat.

Baca Juga : Ini Cara Menjaga Kedaulatan Strategis Kopi Indonesia

Namun demikian menjadi pertanyaan terkait tingkat keajegan (sustainability) nya. Utamanya mengenai eksistensinya terhadap ancaman lingkungan hidup, hambatan perdagangan yang diterapkan beberapa negara terhadap kopi yang dihasilkan negara berkembang termasuk Indonesia.

Berikutnya adalah berkaitan dengan peranan kebudayaan dalam menghadapi ancaman terhadap kopi.

Perlunya Edukasi Kepada Kopi

Bagas Hapsoro bersama Dubes Ethiopia, Prof. Fekadu Bayene Aleka saat acara diskusi ttg eksistensi kopi di Plasa Fisipol UGM, Yogyakarta.

Prayono Atiyanto, Dubes RI di Azerbaijan (2012-2016) menggarisbawahi pentingnya kesadaran (awareness) para pemangku kepentingan dan konsumen kopi. ”Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang kopi secara benar”, ujarnya.

Ia juga menambahkan, bahwa saat ini ancaman terhadap kopi tidak hanya masalah ekonomi seperti hambatan perdagangan tetapi juga masalah lingkungan hidup. Ini yang dilakukan oleh negara-negara besar terhadap produk-produk perkebunan termasuk kopi.

Baca Juga : Dirancang sebagai Tempat Produk Unggulan, Roemah Indonesia BV, Bawa Kopi Pameran di Frankfurt Coffee Festival

“Kita perlu mendengarkan success story dari sudut pandang yang praktis,” kata Dubes Prayono. Artinya pengalaman dan kesuksesan perusahaan kopi harus dibarengi dengan keberhasilan mengangkat harkat petani lokal yang pada akhirnya membawa peningkatan kesejahteraan. 

Kerja Sama dengan Negara Penghasil Kopi

Pembicara lainnya adalah Dubes Ethiopia, Prof. Fekadu Beyene Aleka. Dubes Fekadu mengungkapkan sejumlah kesamaan antara industri kopi di Ethiopia dan Indonesia. Di dua negara beda benua itu, kopi tak cuma jadi komoditas dengan potensi ekonomi tapi punya nilai budaya tersendiri.

Baca Juga : Ada Lelang Kopi Terbaik Hasil Kurasi dari Jogja Coffee Week

Pada zaman modern ini, menurut Dubes Fekadu, secangkir kopi telah menjadi teman setia bagi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, di balik aroma dan kenikmatan kopi, terdapat kisah panjang yang melibatkan petualangan, perdagangan, serta intrik politik komoditas ini.

Leave a Reply