Event

Malioboro Coffee Night 2023: Gelar Diskusi Peranan Kebudayaan dalam Menghadapi Ancaman Terhadap Kopi

Dari wilayah Ethiopia, pengetahuan tentang tanaman kopi menyebar ke wilayah-wilayah sekitarnya. Pada abad ke-15, biji kopi memulai petualangannya dari Semenanjung Arab, khususnya Yaman hingga merambah ke Eropa.

“Penduduk Ethiopia berjumlah 127 juta dan mereka mempunyai komitmen untuk memperjuangkan kopi sebagai komoditi utama.”, ujar Prof. Fekadu. “Saya rasa kita harus bekerja sama, belajar bersama, untuk meningkatkan kualitas kopi di pasar global,” tambahnya.

Elemen Warisan Budaya sebagai Perekat Keberadaan Kopi

Moderator meminta pandangan Dr. Laretna T. Adishakti tentang penggarapan kawasan kebudayaan dengan mengikutsertakan kopi sebagai warisan budaya yang integral.

Dr. Laretna, dosen UGM dan pengamat serta praktisi warisan kebudayaan  berpandangan bahwa pembicaraan tentang kopi dapat dilakukan melalui pengenalan “Main Street” dengan konteks Indonesia di lingkungan masing-masing.

Baca Juga : Bertambahnya Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Paman Sam dan Peluang Kerja Sama Komunitas Kopi dengan Diaspora

Sebagai Ketua Heritage Society, Laretna menjelaskan bahwa saat ini telah dilakukan Masterclass “Introduction to Main Street” yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia menyepakati untuk membentuk dan mengembangkan program Main Street Indonesia dengan sebutan pendekatan Kawasan Pusaka Niaga Indonesia (KPNI).

Main Street di Amerika Serikat bukan tentang teori melainkan tentang implementasi. Diusulkan di Kawasan Buffer Zone dari World Heritage Site yang baru “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark”. Menurut Laretna konsep ini dapat diterapkan di Kotabaru, Yogyakarta.

Pentingnya Diplomasi Kopi

Direktur Eropa 2 Kemlu, Winardi Hanafi Lucky

Direktur Eropa 2, Winardi Hanafi Lucky menjelaskan, tentang fungsi perwakilan luar negeri yang kini fokus menjalankan misi diplomasi ekonomi. Diplomasi kopi menjadi salah satu strategi untuk mempromosikan potensi pertanian Tanah Air ke mancanegara.

“Ada beberapa negara atau kawasan di Eropa yang memberikan standar yang agak tinggi. Itu merupakan pekerjaan rumah bagi kita semua, bagaimana kita bisa meningkatkan dan mempertahankan kualitas kopi sesuai standar yang ditetapkan negara di Eropa. Kita juga harus mempertahankan kapasitas produksi, karena itu jadi salah satu faktor yang membangun trust,” jelas Lucky dalam keterangannya.

Baca Juga : Pentingnya Diplomasi Kopi untuk Memperjuangkan Kepentingan Indonesia

Winardy Lucky menambahkan, bahwa beberapa negara di kawasan Eropa yang memberikan harga dan standar yang cukup tinggi terkait dengan komoditas kopi. Karena ini menjadi faktor penting yang akan membangun kepercayaan negara-negara di Eropa.

Kepercayaan dalam hal ini tidak sekadar kualitas serta keberlanjutan pasokan, namun juga terkait tata kelola produksi kopi. “Misalnya, di beberapa negara Uni Eropa yang mensyaratkan produk kopi yang masuk benar–benar aspek ramah lingkungan dan sejumlah ketentuan lain yang harus dipenuhi,” jelasnya.

Informasi Bisnis Tentang Kopi

Pembicara berikutnya adalah Nur Syahrir Rahardjo, Dubes RI untuk Bahrain (2015-2020) dan Suriname. “Kemlu selalu merespon pertanyaan sekiranya ada yang memohon info tentang business inquires”, ujar mantan Karo Kerja sama dan BKPMD DIY ini.

Baca Juga : Diplomasi Kopi Sebagai Instrumen Promosikan Kopi ke Mancanegara

Dijelaskan juga bahwa pertanyaan dari para pebisnis yang meminta peluang keluar selalu direspon dengan baik oleh desk officer Kemlu di masing-masing kawasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *