News

Maraknya Penipuan Online dalam Pandemi Covid-19

WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Kemajuan dunia digital memberikan peluang munculnya penipuan online. Sayangnya, kemajuan teknologi dan juga aktivitas online saat ini dimanfaatkan beberapa oknum untuk melancarkan kejahatan siber. Hampir separuh dari pengguna internet mengalami ancaman keuangan seperti menerima surel mencurigakan yang mengaku dari bank, situs ritel, sampai permintaan data keuangan.

Hal itu diungkapkan, Ellangga Seta, Komisaris PT. Fina Pangan Sejahtera & Komisaris CV. Ayajasa Kirana Makmur saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021).

Ia mengatakan, masa pandemi Covid-19 menimbulkan gaya hidup baru. Tingkat ketergantungan terhadap platform digital makin tinggi, sehingga memancing maraknya kejahatan bermodus rekayasa sosial atau manipulasi psikologis.

Lanjutnya, dari sisi software, teknologi saat ini sudah semakin canggih sebagai perisai keamanan. Namun justru penjahat siber mengeksploitasi kelemahan dari sisi manusianya lewat manipulasi psikologis.

“Manipulasi psikologis bukan hal yang baru, Sebelum pandemi pun banyak dilakukan. Tapi di saat pandemi, terjadi lonjakan luar biasa penggunaan platform online sehingga frekuensi kejahatan pun meningkat,” ujarnya.

Menurut Ellangga, orang-orang yang mudah dieksploitasi dengan modus ini adalah mereka yang kurang kritis, lengah, tidak cek dan ricek sesuatu, dan tidak punya pemahaman tentang keamanan.

“Karena orang khawatir dan mencari-cari informasi, membuat orang lengah. Dan sayangnya kompetensi mengenai keamanannya pun masih di tingkat dasar. Para pelaku manipulasi psikis pun mengincar mereka,” terangnya.

Ada tiga jenis-jenis penipuan secara daring, seperti pencurian akun, pura-pura jadi orang dekat, dan penipuan berkedok call center. Ia menerangkan, untuk terhidar dari penipuan online itu, ada baiknya tidak pernah memberikan informasi pribadi yang lengkap kepada siapapun yang ditemui ketika di media online, tidak mengakses situs yang tidak pantas, tidak menerima email dari onrang yang tidak di kenal.

“Selain itu tidak semua yang kalian baca itu adalah benar. Periksa informasi sebelum mempercayainya dan beri tahu orang tua, guru atau orang dewasa jika seseorang membuat kalian gugup,” tuturnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, (23/7/2021) juga menghadirkan pembicara Sisi Suhardjo (General Manager Public Relations IRIS Jakarta), Khoirul Adib (Pengurus Relawan TIK Jawa Timur & Owner KA Studio), dan Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Tidak tetap Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah madiun).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply