Travel

MEA Dijadikan Konsep Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Natuna

Warta Evenet – Natuna.Kabupaten Natuna yang 99 persen terdiri atas perairan dan 1 persennya daratan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wisata bahari. Pemerintah Kabupaten Natuna sangat berkomitmen untuk menjadi pariwisata sebagai sektor unggulan.

Usai membuka Festival Pulau Senua pada hari Minggu (24/06/2018) kemarin, Rizal Hamid, Bupati Natuna, mengatakan, Kabupaten Natuna sangat berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan pariwisata. Meskipun secara territorial wilayah laut ada di Provinsi, kemudian Kabupaten Natuna menjadi wilayah setrategis pertahanan dan keamanan nasional.

Agar pariwisata tetap berkembang dan menjadi sector unggulan, kata Bupati Rizal, pihaknya akan mengadopsi konsep yang ada di Hawai, Amerika. “Nantinya kita akan bekerja sama atau berkolaborasi dengan pihak militer (TNI) untuk memadukan antara pertahanan dan pariwisata. Mana dan apa saja yang dikerjasamakan untuk pariwisata kita kerjakan dan kita padukan,” ungkap Rizal Hamid.

Kolaborasi ini pun disambut baik oleh pihak TNI. Hal ini sudah terjadi di Bandar Udara Ranai. Landasan pesawat milik militer, sedangkan terminalnya dikerjakan oleh pihak pemerintah daerah. “Saat ini kita pun sedang proses membuat konsep untuk membangun bandara berkelas internasional, setelah itu baru kita ajukan ke pemerintah pusat,” tambah Bupati.

Untuk infrastruk lain seperti fasilitas akomodasi pihaknya akan terus membangun di beberapa titik setrategis yang telah ditetapkan sebagai destinasi unggulan di Kabupaten Natuna, seperti di Pulau Serasan, Senua, Pantai Sisi, Pulau Sedanau dan lainnya. “Kami akan dipersiapkan fasilitas-fasilitas yang akan diperlukan dan dibutuhkan oleh wisatawan di beberapa titik destinasi tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Erson Gempa Apriandi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna yang mendampingi Bupati, menambahkan, tahun 2019 mendatang, Kabupaten Natuna akan mengembangkan konsep MEA (Marine, Ecowisata, dan Archeologi) sebagai daya Tarik pariwisata bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Natuna.

Untuk Marine, terang Erson, bahwasannya Kabupaten Natuna 99 persen terdiri atas lautan atau bahari dan 1 persennya adalah daratan. Dan, Kabupaten Natuna terdiri atas 154 pulau. Dari 154 pulau tersebut baru 27 pulau atau hanya lima persen dari seluruh jumlah pulau yang dapat dimaksimal untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Belum dapat dimaksimalkannya beberapa pulau tersebut karena terkait aksesbilitas yang jauh dari Pulau Besar (Kota Kabupaten Natuna). Padahal, setiap pulau memiliki potensi yang besar baik di darat maupun di dasar lautnya. Untuk itu sector bahari menjadi perioritas utama pengembangan pariwisata di Kabupaten Natuna.

Kemudian untuk konsep Ekowisata, Kepulauan Natuna ini memiliki gunung, rawa, sungai yang dihuni oleh flora dan fauna yang langka dan tidak ada di daerah lain di Indonesia. “Untuk Fauna, Kabupaten memiliki tujush sepesies kupu langka dan kedepannya kita akan membangun museum kupu-kupu,” ungkap Erson.

Tak hanya itu, Kabupaten Natuna pun memiliki fauna langka lainnya yaitu katak terkecil yang pernah ada, kemudian ada juga capung terkecil dengan ukuran 2 cm. Ada juga khas Natuna yaitu Kakah. Untuk fauna, Erson menambahkan, Kabupaten Natuna memiliki pakis langka, beberapa jenis bunga kantung semar, dan lainnya. “Semua flora dan fauna langka ini berada di pulau besar (Pulau Natuna daratan) dan pulau Serasan,” jelasnya.

Sedangkan dari sisi Archeologi, Kabupaten Natuna dikenal sebagai jalur sutera kapal perdagangan internasional. Oleh karena pernah menyandang hal tersebut banyak ditemukan kapal niaga karam dari abad 9 – 17 masehi.

Saat ini ada 12 titik kapal karam yang membawa Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di perairan Natuna, enam diantaranya berada di Pulau Senua, dan empat di Pulau Serasan “Jika terus ditelusuri, kami sangat yakin potensi temuan ini dapat bertambah lagi. Sebab, berdasarkan kajian dari badan arkeologi, Kepulauan Natuna pernah menjadi Bandar Maritim Dunia,” ungkap Erson

Sebagi upaya penyelamatan dan pengembangan pariwisata pihaknya menetapkan jika pada kedalam 30 meter di bawah laut, barang-barangnya diangkat ke darat untuk kemudian diselematkan dan ditaruh ke museum. Akan tetapi jika berapa di kedalaman lebih 30 meter ke dasar laut akan dibiarkan untuk dijadikan objek wisata selam dasar laut.

Dari segala potensi yang dimiliki, saat ini Kabupaten Natuna pada tahun lalu (2017) telah dikunjungi 2.474 wisatawan nusantara dan 538 wisatawan mancanegara. Untuk tahun 2018, Kabupaten Natuna memasang target akan dikunjungi 800 wisatawan mancenagara.

“Pertumbuhan wisatawan ke Natuna setiap tahunnya selalu meningkat. Dan untuk wisatawan mancanegara Sebagian besar yang datang ke Kabupaten Natuna dari kapal pesiar dan yacht. Kedepan, kami pun akan menyelenggarakan event Tour de Natuna,” pungkas Erson. [Fatkhurrohim]