Profile

Membangkitkan Gairah Bisnis Kopi dari Lereng Gunung Lawu

wartaevent.com – Karanganyar. Kopi jawa (Java coffee) adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi. 

Kopi Jawa Indonesia tidak memiliki bentuk yang sama dengan kopi asal Sumatra dan Sulawesi, cita rasa juga tidak terlalu kaya sebagaimana kopi dari Sumatra atau Sulawesi karena sebagian besar kopi jawa diproses secara basah (wet process). 

Baca Juga : Membanggakan, Kopi Toraja Asong Raih Medali di Australia International Coffee Awards 2020

Meskipun begitu, sebagian kopi Jawa mengeluarkan aroma tipis rempah sehingga membuatnya lebih baik dari jenis kopi lainnya. 

Kopi Jawa memiliki keasaman yang rendah dikombinasikan dengan kondisi tanah, suhu udara, cuaca, serta kelembaban udara. Kopi ini dengan rasa kuat, pekat, rasa kopi manis. 

Ekspansi VOC Atas Kopi Indonesia
Kalangan biolog di Hortus Botanicus Amsterdam kagum akan mutu kopi Jawa./Photo by_Mahadri Coffee

Produksi Kopi Jawa Arabika dipusatkan di tengah Pegunungan Ijen, di bagian ujung timur Pulau Jawa, dengan ketinggian pegunungan 1400 mdpl. Kopi ini dibudidayakan pertama kali oleh kolonial Belanda pada abad 18 pada perkebunan besar.

Pada tahun 1696 Wali Kota Amsterdam Nicholas Witsen memerintahkan komandan VOC di Pantai Malabar, Adrian van Ommen untuk membawa bibit kopi ke Batavia atau sekarang yang disebut Jakarta. 

Baca Juga : Klinik Kopi: “Kecil Tak Apa, Tapi Tanpa Beban Hutang”

Bibit kopi tersebut diujicoba pertama di lahan pribadi Gubernur-Jendral VOC Willem van Outhoorn di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Panenan pertama kopi Jawa, hasil perkebunan di Pondok Kopi langsung dikirim ke Hortus Botanicus Amsterdam. 

Kalangan biolog di Hortus Botanicus Amsterdam kagum akan mutu kopi Jawa. Menurut mereka mutu dan cita rasa kopi Jawa itu melampaui kopi yang pernah mereka ketahui. Para ilmuwan segera mengirim contoh kopi Jawa ke berbagai kebun raya di Eropa. 

Daya Tarik Kopi Jawa
Akhirnya dunia mengakui cita rasa yang mantap dan aromanya yang khas menjadi daya tarik Kopi Jawa./Photo by_Mahadri Coffee

Kebun Raya Kerajaan milik Louis XIV salah satunya yang menerima contoh kopi Jawa. Orang-orang Prancis segera memperbanyak contoh kiriman dan mengirimkannya ke tanah jajahan mereka untuk dibudidayakan, termasuk Amerika Tengah dan Selatan. 

Akhirnya dunia mengakui cita rasa yang mantap dan aromanya yang khas menjadi daya tarik Kopi Jawa. 

Baca Juga : Tanya Seputar Kopi, Tadasih Jakarta Menjawab

Perdagangan kopi sangat memang menguntungkan VOC, tetapi tidak bagi petani kopi di Indonesia saat itu karena diterapkannya sistem cultivation. 

Seiring berjalannya waktu, istilah a Cup of Java muncul di dunia barat, hal ini mengesankan kopi Indonesia identik dengan Kopi Jawa, meskipun masih terdapat kopi nikmat lainnya seperti kopi Sumatra dan kopi Sulawesi. 

Kopi yang ditanam di Jawa Tengah pada umumnya adalah kopi Arabika. Salah satu kopi Jawa yang ada di Jawa Tengah salah satunya berasal dari Tawangmangu Kab Karanganyar. Dimana kopi yang ada type S line atau asli peninggalan Belanda. 

Kopi Karanganyar Lawu 
Kopi Lawu memiliki sejarah besar pada abad 18./Photo by_Mahadri Coffee

Bimo Aji Sudarsono, Ketua Komunitas Petani Kopi Karanganyar menjelaskan, kopi Lawu memiliki sejarah besar pada abad 18. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memilih lereng Lawu untuk bermukim dan mengembangkan kopi arabika dan robusta. 

Dia mengaku, petani kopi di lereng Lawu mati karena beralih ke tanaman yang lain. Budidaya kopi Karanganyar Lawu juga tidak lepas dari Adipati Mangkunegara IV yang berhasil mengembangkan kopi sehingga saat itu Kadipaten Mangkunegara dapat membangun kavaleri terbesar dijamanya.

“Baru dua tahun terakhir komunitas mulai menanam kembali bibit kopi seluas satu hektare. Salah satunya di Desa Gondosuli, Tawangmangu, pohon kopi merupakan sisa pohon peninggalan Belanda,” ungkapnya. 

Jangan Takut Berbisnis Kopi
https://www.instagram.com/p/BeR6ZnQlckB/
Bimo Aji Sudarsono, Ketua Komunitas Petani Kopi Karanganyar bersama Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia 2015

Aji mengaharpkan, agar banyak pihak baik itu sektor swasta maupun pemerintah untuk menggenjot produksi kopi Karanganyar Lawu. Selain itu juga melakukan pembibitan secara mandiri. 

Dia mengaku selalu kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun pasar di Taiwan, karena produksi kopi yang terbatas. 

Baca Juga : Cara Nyeduh Kopi Saat Work From Home dengan Alat V60

Selain sebagai ketua Komunitas Petani Kopi, Aji juga mengembangkan warung kopi ditengah kampung dengan nama Mahadri Coffee. Upaya ini dilakukan, untuk mengenalkan Kopi Karanganyar Lawu dan menggali potensi desa dengan agro wisatanya. 

Sosialisasi terus dilakukan, terutama kepada kaum millenial agar tidak takut untuk bertani. Khususnya kopi. Karena kopi memiliki prospek bagus dimasa depan. 

Dikenal Oleh Komunitas Kopi
Bimo Aji Sudarsono (kiri) bersama Komunitas Kopi dan Bupati Karanganyar, Juliyatmono dalam Event Festival Kopi Lawu./Photo by_Mahadri Coffee

Selain Mahadri Caffee yang terletak di Banaran, Gondosuli, Tawangmangu banyak komunitas dan kedai kopi yang juga turut mempromosikan kopi Karanganyar. Beberapa diantaranya Dof Coffee di bilangan Papahan Karanganyar kota. 

Bicara tentang Dof Coffee berkat Dofi Meihantoro lah kopi Karanganyar Lawu mulai dikenal. Pada saat itu melalui ajang lomba kopi Jawa Tengah Kopi Karanganyar Lawu sebagai pendatang baru mampu masuk lima besar dari 20-an peserta yang hadir. 

Baca Juga : Mengulik Mesin Kopi Buatan Maestro Coffee Roaster

Popularitas kopi Karanganyar Lawu pun mulai terdongkrak. Ini ditandai dengan mulai diterimanya kopi tersebut di beberapa tempat seperti Kedai Sharing di komplek perkantoran Karanganyar. Canaria Coffee Karangpandan dengan kopi robusta Karanganyar Lawunya. 

Aldaka Resort yang juga mengenalkan kopi Karanganyar Lawu sebagai ikon wisatanya. Dimana Aldaka Resort juga tengah memproyeksikan sebagai diri sebagai tempat museum kopi satu-satunya di Kab Karanganyar. [*]