News

Menteri Susi: BMKT, Milik dan Identitas Indonesia Sebagai Negara Maritim

Warta Event – Jakarta. Indonesia merupakan wilayah strategis bagi pelayaran dunia sejak dahulu, menghubungkan negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Maka tidak mengherankan ketika kapal tenggelam beserta muatannya menjadi harta “karun” di perairan nusantara.

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, usai meresmikan Galeri BMKT atau “Marine Heritage Gallery” di Gedung Mina Bahari IV Lantai 2 pada hari Senin lalu (13/3/2017) lalu, menuturkan, Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang ditemukan di perairan nusantara merupakan milik bangsa dan identitas Indonesia sebagai negara maritim, sehingga perlu dijaga.

Ia melanjutkan, bahwa galeri ini bukan sekedar sebuah bangunan, tapi ini adalah pesan tanggung jawab pemerintah untuk membawa BMKT sebagai kekayaan bahari lebih dekat kepada masyarakat dan menjadi sumber inspirasi untuk dijaga keberadaannya. Oleh karena itu, ia juga mengajak para kolektor, dapat bekerjasama membawa tanggung jawab tersebut.

Berdasarkan estimasi yang dikeluarkan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan (tahun 2000), ada 463 titik lokasi di perairan Indonesia, tersebar di perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Perairan Bangka-Belitung, Laut Jawa. Kapal tenggelam tersebut umumnya membawa komoditi dan barang dari Cina, Asia Barat dan Eropa seperti Belanda (VOC), Inggris dan Spanyol.

image

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Brahmantya Satyamurti mengatakan BMKT memiliki nilai yang kompleks, tidak saja secara ekonomi tapi juga sejarah dan ilmu pengetahuan. Teka-teki mengenai perdagangan, teknologi perkapalan dan hubungan antar bangsa dapat terjawab melalui temuan kapal dan BMKT.

Dari sisi ekonomi, setiap lokasi BMKT dapat bernilai antara US$ 80 ribu – 18 juta dan apabila dimanfaatkan untuk mendukung pariwisata dapat menghasilkan US$ 800 – 126,000 per bulan per lokasi. Nilai inilah yang kemudian mendasari Pemerintah untuk mengelola BMKT dan tidak ingin menyerahkannya kepada pihak lain.

Pemerintah memiliki sebuah Warehouse BMKT, yang menampung 200,000 lebih koleksi dari abad 9 – 18 Masehi. Selama ini, akses masyarakat BMKT disimpan di tempat tersebut memang dibatasi karena alasan keamanan, tapi paradigma pengelolaan BMKT saat ini harus diubah.

Saat ini ada lebih dari 1500 keping BMKT di galeri ini, kurang dari 1% dari jumlah BMKT yang kita miliki. Di galeri ini dipajang BMKT mulai dari jenis yang langka, seperti vas Liao dari abad ke 10 dan botol hijau dari Dinasti Fatimiyah, hingga produk massal, seperti mangkuk-mangkuk. [Fatkhurrohim]