News

Menyeimbangkan Interaksi Online dan Offline

WARTAEVENT.COM, Kab. Pasuruan – Selama pandemi Covid-19 berlangsung tingkat penggunaan media digital meningkat pesat. Salah satu faktor pendukung meningkatnya penggunaan media digital adalah pemberlakuan physical ditanching untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 secara meluas.

Yulaili Rahmadona, Guru SMAN 1 Pasuruan, mengatakan, kegiatan pembelajaran kini dilakukan secara online. Materi yang biasanya dibagikan berbentuk print out, sekarang dapat diterima dalam bentuk power point, pdf, word, audio (podcast) maupun video (YouTube).

“Selain itu, banyak juga pekerjaan yang biasanya dilakukan secara tatap muka dan mengumpulkan banyak orang harus dialihkan menjadi online, dikurangi jumlah partisipannya, atau bahkan diberhentikan,” ujar Yulaili, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).

Contohnya kegiatan rapat yang dilakukan menggunakan media conference, kegiatan produksi di pabrik yang mengurangi karyawan yang bekerja, kegiatan produksi film yang mengharuskan kru serta pemain melakukan rapid test, dan lainnya.

Ia menambahkan, media digital sebagai penunjang kegiatan belajar dan bekerja, berjalan dengan baik. Nilai plusnya bertambah karena didukung dengan konten hiburan yang memudahkan penggunanya untuk mengakses.

“Waktu akses media digital yang fleksible, memunculkan perlunya menyeimbangkan antara kehidupan riil dengan kehidupan di dunia maya,” terangnya.

Ia mengatakan, dalam beriteraksi perlu adanya manajemen diri, yang mana mampu mengendalikan emosi, pikiran dan perilaku diri sendiri. Dengan begitu mampu mengontrol reaksi terhadap suatu informasi, fokus terhadap tujuan, dan mampu berpikir dengan baik. Ada baiknya download aplikasi yang dibutuhkan saja digawai, karena semakin banyak aplikasinya intensitas memakainya juga tinggi.

“Banyaknya informasi yang diterima dari media mempengaruhi pikiran kita, sehingga bisa memicu kecemasan dan kebingungan. Kadangkala keadaan tersebut juga berdampak pada perilaku kita terhadap orang-orang di sekitar. Informasi yang didapat dari media digital bisa memicu perselisihan jika tidak mengetahui dan mengenal objek secara nyata. Karena hanya terfokus pada informasi yang disajikan media digital dan mengabaikan kondisi yang sebenarnya,” paparnya.

Lanjutnya, lama waktu yang digunakan untuk mengakses media digital khususnya sosial media dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Seringkali konten di media sosial menjadi pembanding dengan kondisi yang dialami saat ini. Akibatnya muncul rasa tidak terima (tidak bersyukur) dan merasa perlu untuk menjadi seperti apa yang dilihat.

“Terlalu lama menggunakan media digital menjadikan pola tidur yang kurang baik. Kebiasaan saat malam hari sebelum tidur mengakses sosial media sehingga mengakibatkan sulit tidur. Ketika sudah merasa lelah menatap layar komputer/handphone/pc lebih baik istirahat terlebih dahulu. Karena terlalu lama menatap layar perangkat digital mengakibatkan mata sedikit berkedip dan otot-otot mata menegang. Kerja mata yang berlebihan bisa mengakibatkan keluhan sulit konsentrasi, sakit kepala, pusing, dan insomnia,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, secara garis besar kemudahan akses yang ditawarkan media digital tidak semuanya berdampak positif. Ada beberapa efek negatif akibat terlalu lama mengakses media digital. Maka sebagai pengguna media digital harus bisa mengatur waktu untuk interaksi secara online dan offline. Mulai dari manajemen diri dengan fokus terhadap tujuan, mengendalikan emosi untuk merespon terhadap konten yang ditampilkan di media digital.

“Manajemen waktu dapat membantu kita meminimalisir penggunaan media digital yang berlebihan, karena agenda kegiatan yang akan kita lakukan terorganisir. Dengan begitu kita memiliki jadwal dan alokasi waktu untuk penggunaan media digital, berinteraksi dengan orang di sekitar, serta memiliki waktu untuk diri sendiri tanpa mengakses media digital,” tuturnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (25/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Yohana Ginting (Influencer & Content Creator), Erna Eriana (CEO Cleoparta Management), Muhammad Alvin Al Huda (CEO CV. Huni Raya Group), dan Meitha Kurniasari (Experienced Secretary to BOD) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply