Event

Pameran “NOOR” Menandai 20 Tahun Baron Basuning Berkarya

Wartaevent.com, Jakarta- Baron Basuning Studio bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia menggelar Pameran Tunggal Seni Rupa Abstrak Baron Basuning bertajuk “NOOR”. Pameran ini menyajikan 38 karya yang sebagian besar terinspirasi dari cahaya, yang dalam pameran ini mengambil istilah NOOR.

Tentang NOOR, Light atau Cahaya
Berbeda dengan kepercayaan agama lain, dalam kepercayaan Islam, “Sang Ilahi” dinyatakan sebagai sesuatu yang Nir-Rupa, abstrak atau pun tanpa figur, namun dapat diartikan sebagai puncak dari segala cahaya. Terinspirasi dari pemahaman tersebut dan juga mengambil ide dari bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan Islam Taj Mahal, Al Hambra, dengan liku-liku sejarahnya, Baron Basuning memilih  tema  “NOOR” pada pameran yang menandai 20 tahun ia berkarya.

Baron Basuning dengan latar belakang aktivis dan jurnalis di komunitas Erros Djarot, memantapkan diri menjadi seniman sejak 20 tahun lalu. Baron yang masa mudanya mendapat kesempatan berkelana ke berbagai belahan dunia, tanpa disadari kerap menghasilkan karya yang merupakan perpaduan antara pengalaman batin dan ingatan kuat pada tempat yang pernah ia kunjungi. Kecintaan kuat akan tanah airnya dan leluhur juga mempengaruhi Baron dalam berkarya dan memilih tema berpameran.

Tentang Baron Basuning Lahir di Pagar Alam, Sumatra Selatan, 16 September 1961, Baron Basuning saat ini tinggal di Depok. Tamatan SMA di Purworejo, JawaTengah ini pernah kuliah di STP/IISIP Jakarta (1981–1984). Sebelum menekuni seni rupa, pada pertengahan era 90–an Baron pernah bergabung sebagai aktivis dan jurnalis dalam Komunitas Erros Djarot.

Pasca–98 ia terjun ke dunia seni rupa lantaran terinspirasi dari hamparan salju putih Kutub Selatan—yang pernah ia singgahi pada pertengahan ’80-an— yang tak berujung bak sebuah kanvas besar. Setelah itu Baron aktif berpameran, baik tunggal maupun bersama, di dalam dan luar negeri.

Baron kini telah menekuni duni seni rupa selama 20 tahun. Ia telah menggelar 12 pameran tunggal, dan beberapa pameran bersama. Pada 2012/2013, ia diundang Agora Gallery, New York untuk memamerkan karya-karyanya di galeri tersebut.

Baginya, tak ada batas yang menghalangi khayal terutama saat menghadapi benda figur atau sosok yang belum terdefinisikan. Figur atau bentuk yang dilukis di kanvas bukanlah bagian dari yang ditemukan di dunia nyata. Inilah yang diupayakan seorang Baron Basuning dalam setiap karyanya.