News

Pandemi Covid-19, Kowani Hadir Ringankan Beban Ekonomi Masyarakat

Wartaevent.com, Jakarta- Dampak buruk dari pandemi Covid-19, tak hanya mengancam kesehatan dan jiwa, tapi juga merusak sendi-sendi ekonomi masyarakat. Bahkan dampak pandemi ini tidak hanya sesaat. Bilamana pandemi ini sudah berakhir, dampak ekonomi dan sosialnya bisa terasa lebih lama.

Masa seperti sekarang ini, kepedulian antar sesama anak bangsa memang sangat dibutuhkan. Kowani bekerjasama dengan Jurnalis Peduli menyalurkan bantuan logistik, guna meringanka beban ekonomi perempuan berdampak Covid-19.

Menurut Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua umum Kowani menjelaskan, menghadapi Pandemi Covid-19 ini Kowani memiliki program jangka pendek dan jangka panjang. “Kowani  memiliki program-program diantaranya, bantuan bagi korban Covid-19, dengan memberikan bantuan masker dan APD serta bantuan sembako bagi korban PHK, dan bagi warga yang terdampak langsung dari musibah ini,” papar perempuan yang kerap disapa sebagai Giwo.

Untuk menyikapi dampak  negatif jangka panjang, Kowani memiliki program kajian, program konseling, program bimbingan bagi perempuan yang saat ini mengalami tekanan karena “stay at home” dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua bisa dilakukan dengan tele conference memanfaatkan teknologi digital.

Giwo mengutip sebuah penelitian yang menyebut dalam kurun waktu 3 bulan belakangan ini ada sekitar seribu wanita meninggal dunia di Perancis dan Meksiko. “Mereka meninggal bukan karena terpapar Covid-19, tetapi mereka meninggal karena menjadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),” ungkap Giwo.

KDRT selama masa pandemi ini menurut Giwo merupakan efek tak langsung dari kebijakan Lock Down, Stay at Home atau PSBB.  “Sewaktu menjadi Ketua KPAI (Komisi Perlidungan Anak Indonesia), pernah ada penelitian yang menyebut KDRT terhadap wanita dan anak lebih sering terjadi disaat hari libur, biasanya Sabtu dan Minggu,” ujar mantan Ketua KPAI kelahiran  8 Mei ini.

Meskipun  menurut data dari YLBH Apik dan Komnas Perempuan, belum terlihat ada kenaikan yang signifikan dari kasus KDRT selama PSBB. Namun Giwo khawatir banyak terjadi KDRT yang tidak dilaporkan. Hal itu bisa terjadi karena banyak wanita Indonesia yang tidak memiliki akses untuk melaporkan tindak KDRT. “Apalagi sekarang dalam masa PSBB, mungkin mereka mau melapor tapi tunggu masalah Covid-19 ini selesai,” ujar Giwo.

Sebagai sesama perempuan, Giwo menghimbau kepada semua perempuan Indonesia agar bisa mengambil hikmah dari musibah ini. Manfaat  stay at home ini bisa mendampingi serta memberikan pendidikan positif bagi anak-anak.

“Memang sulit mengubah kebiasaan yang sehari-hari kerja, keluar rumah dan memiliki family time hanya di akhir  pekan. Kini bertemu terus selama berminggu-minggu. Sudah pasti akan muncul banyak persoalan dan konflik. Apalagi jika suaminya menjadi korban PHK,” ujar Giwo.

Giwo mengingatkan lagi, seharusnya di saat ada banyak peluang bersama di dalam rumah dimanfaatkan untuk intensif memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak. Karena hikmahnya, kita sudah diberikan kesempatan yang terbaik untuk saling asih, asah dan asuh.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *