Ekonomi

Pentingnya Peran Media Untuk Mengembalikan Pariwisata Tanjung Lesung

wartaevent.com – Pandeglang. Usai bencana tsunami yang menerjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pada tanggal 22 Desember 2018 lalu memang belum sepenuhnya kembali normal. Kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing masih minim.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengembalikan citra pariwisata Tanjung Lesung dan kawasan Selat Sunda. Status daerah pasca bencana ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kunjungan wisatawan.

Baca Juga : Tiga Strategi Ini Digunakan Untuk Pemulihan Pasca Tsunami Selat Sunda

Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar), dalam kunjungan kerjanya di kawasan Tanjung Lesung pada Senin (01/04/2019), mengatakan, Paling besar pengaruhnya dalam bencana adalah status daerah. Sebagai contoh, bencana meletusnya Gunung Agung di Bali.

Bali bisa recover sektor pariwisatanya, kata Menpar Arief Yahya, setelah status bahaya dicabut. “Saat status bahaya tersebut masih ada, Tiongkok mengeluarkan travel warning, akhirnya wisman tidak ada yg datang ke Bali. Akibat travel warning tersebut, Bali kehilangan sekitar Rp1,5 triliun. Setelah status bahaya dicabut, pada April 2018 sektor pariwisata Bali dinyatakan normal kembali,” tambah Menpar.

Pun demikian dengan kawasan Tanjung Lesung, Banten. Di Selat Sunda, status sekarang waspada tapi hanya radius 2 km dari Krakatau. Daerah lainnya aman dikunjungi. “Saya minta, Banten jangan menetapkan status bahaya. Peran media juga sangat penting dan diperlukan untuk menyampaikan informasi Selat Sunda aman,” ujarnya.

Dijelaskan kembali oleh Menpar, sejak bencana tsunami Selat Sunda, okupansi hotel di Banten termasuk Anyer yang tidak terkena dampak menjadi rendah. Rata-rata okupansi hotel di Banten, termasuk Tanjung Lesung, hanya mencapai 10 – 30 persen.

Baca Juga : TCC Kemenpar: Tinjau Langsung Ekosistem 3A di Pandeglang, Banten

KEK Tanjung Lesung ditargetkan mampu menarik 1 juta wisman atau setara dengan US$ 1 milyar. “Dari awal sudah dideklarasikan 1 juta wisman atau US$ 1 milyar. Saya janjikan kepada Presiden kalau Tol Panimbang dibangun maka akan mendatangkan lebih banyak devisa dibandingkan nilai investasi yang dikeluarkan,” tegas Menpar.

Untuk mendatangkan wisman, pembangunan bandara dinilai Menpar sangat diperlukan di Banten. “Ada akses jalan tol itu baik karena mampu mempersingkat perjalanan menjadi dua jam, tapi bandara Banten juga diperlukan. Contoh, Danau Toba lewat bandara Silangit meningkat dari tahun 2017 sebesar 280 ribu menjadi  420 ribu di tahun 2018,” pungkas Menpar. [*]