News

Perhatikan Rambu Berekspresi di Dunia Maya

WARTAEVENT.com – Bandung. Respon manusia dibagi menjadi tiga, seperti teori iceberg, seperti gunung es di atas permukaan air itu besar tapi ternyata yang di dalamnya jauh lebih besar. Di atas itu kerap disebut personality dapat dikatakan personality bangsa Indonesia sebelum pandemi, sopan, ramah, gotong royong itu personality-nya.

Hal tersebut diungkapkan Golda Siregar, certified behavior consultant saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021) pagi. Menurutnya, image kita harus dibangun, tetapi jangan hanya fokus dengan membangun personality. Fokus juga untuk membangun karakter artinya karakter dengan tempramen jauh lebih besar 95% dan ini yang sangat mempengaruhi budaya kita dalam bermasyarakat.

“Karakter itu ialah respon kita ketika tertekan, juga respon saat kita sedang ditinggikan. Menarik saat pandemi dan digitalisasi sekarang ini, kita stres, marah, pusing, sedih tapi bisa senang lagi karena handphone. Ketika seseorang tidak bisa mengungkapkan perasaan ke orangnya akhirnya pelampiasannya ke media digital membuat status menyindir membuktikan sedang marah atau kesal,” ungkapnya.

Biasanya artis yang sering jadi pelampiasan emosi, meskipun tidak pernah bertemu tapi dibombardir penuh emosi. Dengan adanya perubahan budaya baru, budaya digital ini jangan sampai membuat kita bablas. Kita tidak memegang lagi identitas sebagai bangsa Indonesia.

Golda juga menjelaskan soal kompetensi dasar untuk menghadapi transformasi digital. Pertama, paham teknologi atau melek teknologi seseorang harus mau belajar cari tahu bagaimana caranya pakai mobile banking dan lainnya. Agar ketika dompet tertinggal atau tidak ada uang cash kita masih tetap aman.

Kedua fleksibilitas, ini penting di tengah pandemi fleksibel dengan orang, situasi jangan kaku banget terhadap situasi. Ketiga kolaborasi dan bekerjasama, Golda bercerita, temannya di PHK, suaminya koki pesiar turun kapal dan tidak berangkat lagi. Suami istri kehilangan mata pencarian dengan dua anak yang masih kecil-kecil harus sekolah. Mereka hanya bisa masak.

“Kami teman-teman bantu beli, bantu promosiin, da satu teman fotografi membantu juga untuk foto makanan. Ada yang membantu kerjasama sama go food akhirnya mereka online food. Pokoknya tahun 2020 resign, tahun 2021 pegang catering untuk hajatan. The power of collaboration, jadi berkolaborasilah agar dapat sama-sama sukses,” lanjutnya.

Keempat komunikasi, komunikasi ini penting di era saat ini. Gold menyebut, jangan jadi orang yang ghosting, tiba-tiba hilang, di WA tidak dibales, ditelepon tidak diangkat karena di rumah saja susah dihubungin.

Ayo kita sama-sama jadi orang yang yang mudah berkomunikasi karena komunikasi yang berantakan bisa menyebabkan kekacauan. Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri, agar kita siap dengan transformasi digital menjadi masyarakat cakap digital.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara, Aidil Wicaksono (program director Kainzen Room), Panji Oetomo (Penggiat Literasi Digital), Nindy Tri Jayanti (Entrepreneur), dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply