Travel

Sebelum Ke Tanjung Putting, Yuk Berwisata Kopi di Kumpai Batu Atas

Warta Event – Kobar. Sekarang, Kabupaten Kotawaringin Barat tidak hanya memiliki destinasi Taman Nasional Tanjung Puting. Sebelum atau sesudah menyambangi tempat habitat orang utan dapat bertandang ke wisata pedesaan di Kumpai Batu Atas yang hanya berjarak setengah jam dari Pangkalan Bun.

Di Desa Kumpai Batu Atas, para wisatawan dapat menikmati pengalaman proses pembuatan kopi mulai dari kebon hingga menjadi secangkir kopi, kemudian memetik buah jeruk “Kepruk Siem” dan memakannya langsung dari pohonnya.

Nurhidayah, Bupati Kotawaringin Barat, mengatakan, wisata pedesaan Kumpai Batu Atas sengaja dibentuk dan diciptakan untuk memcah konsentrasi para wisatawan yang akan menuju ke Taman Nasional Tanjung Puting atau sebaliknya.

“Disana, wisatawan dapat menanam pohon kopi varietas Liberica sebagai kenang-kenangan. Dan, wisatawan pun dapat menikmati suguhan kopi Liberica yang saat ini hanya ada di Jambi dan Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah,” ungkap Bupati Nurhidayah.

Dijelaskan pula, bahwa di wisata pedesaan Kumpai Batu Atas, para wisatawan dapat menikmati kuliner tradisional seperti nasi tiwul, jajanan rengginang, krupuk opak, serta keseneian reog ponorogo. “Kami terus mensosialisasikan masyarakat setempat agar menjadi desa yang siap dikunjungi oleh wisatawan dan menjadi daya yarik berkualitas,” tambah Bupati.

Sangrai Kopi (1)

Sementara itu, Sauci, Pemandu Wisata Lokal Kumpai Batu Atas, menjelaskan, mulai awal tahun 2018 desa ini memang dicanangkan sebagai wisata pedesaan buatan. Saat ini setiap hari sudah ada kunjungan wisatawan dari luar daerah atau wisatawan asing yang akan bertandang ke Tanjung Puting.

Setelah kopi kembali menjadi primadona di berbagai daerah, Pokdarwis dan Kelompok Tani setempat pun mulai memperbaiki kebun dan merawat kopi. Apalagi, kopi varietas Liberica sebagai produk unggulan masih tergolong langka. Tidak seperti Arabica maupun Robusta.

“Dulu kampung ini memang terkenal sebagai sentra kopi Liberica. Ketika harga kopi sempat anjlok, pembelinya juga semakin turun, warga pun akhirnya kembali ke ladang sawit. Tapi sekarang, semangat itu muncul lagi dan bertekad menjadi kopi sebagai agrowisata yang dikemas dalam paket wisata untuk para wisatawan,” ujar Sauci.

Rasdwi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga dari Swiss Contact, mengutarakan, Kopi Liberica dari tiga varietas kopi yang ada di Indonesia cuma berkembang di Jambi dan Kalimantan. Kopi jenis ini dapat tumbuh di lahan gambut.

“Kami sudah menyiapkan paket wisata setengah hari, dengan harga Rp350.000 per orang. Selain itu, kami pun sedang mengembangkan kopi organic. Paket wisata ini, wisatawan dapat minum kopi, lihat kebun kopi, lihat cara mereka panen, lihat proses pengeringan, sangrai, diakhiri dengan makan siang,” pungkas Rasdwi. [Fatkhurrohim]