Travel

Story Telling Candi Prambanan Penting untuk Menambah Pengalaman Berwisata

wartaevent.com – Jakarta. Teknik menceritakan sebuah kisah atau story tellingmenjadi nilai tambah bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata Candi Prambanan.

Baca Juga : Tren Pariwisata Berubah di Era New Normal

Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf mengatakan, dalam webinar ini akan diberikan ilmu tentang “teknik” penyampaian story telling di media sosial dengan cara dan metode yang mampu menambah pengalaman berwisata dan menarik orang untuk mengunjunginya. 

“Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption, atau kombinasi tiga metode tersebut,” kata Rizki Handayani.

Kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata./Photo by_Birkim Kemenparekraf

Ia juga mengatakan, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.

Baca Juga : Pasca Pandemi, Wisata Alam Jadi Pilihan Utama

“Anak-anak muda sekarang, kalau tidak bercertia dengan baik mereka cenderung akan bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut,” ujarnya.

Candi Prambanan Kota Kuno

Peta penyebaran situs di kawasan Prambanan terdapat kurang lebih 30 situs yang bisa dieksplorasi./Photo by_Birkom Kemenparekraf

Manggar Sari Ayuati menjelaskan peta penyebaran situs di kawasan Prambanan terdapat kurang lebih 30 situs yang bisa dieksplorasi. Sembilan situs berlatar agama Hindu seperti Candi Prambanan, Kedulan, Barong, Ijo, Miri, Pondok, Ganesha Dawangsari, Sumur Bandung, dan Randu Gunting.

Kemudian 14 situs berlatar agama Buddha seperti Sewu, Bubrah, Lumbung, Ghana, Plaosan, Sojiwan, Kalasan, Sari,  Pakem, Bugisan, Bogem, Sumber Watu, Dawangsari, dan Banyunibo. Satu situs pemukiman Ratu Boko, satu situs Perbengkelan Gupolo. Lima situs tidak teridentifikasi latar belakang keagamaannya seperti Tinjon, Watu Gudig, Karang, Sanan, dan Patihan.

“Kawasan Prambanan merupakan sebuah kota kuno (ancient city) terbukti dari banyaknya peninggalan budaya yang ada. Dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram kuno yang merupakan sebuah peradaban yang maju dengan segala organisasi kenegaraan,” katanya.

Story Telling akan meningkatkan nilai suatu produk wisata.

Manggar juga menjelaskan, nama-nama desa yang berada di sekitar Prambanan menunjukkan adanya kesinambungan dengan masa lalu. Sebagai contoh adalah nama Desa Taji dan Pulowatu.

Baca Juga : Blibli Dukung Pariwisata Memasuki New Normal Melalui Teknologi

“Nama-nama tersebut merupakan nama watak dalam kerajaan Mataram kuno sebagaimana tercantum dalam prasasti-prasasti pendek di Candi Plaosan,” katanya.

Sementara itu, menurut Astrid Savitri, penyampaian cerita akan meningkatkan nilai suatu produk wisata. Pencerita yang baik harus memiliki sudut pandang, struktur dan alur cerita, serta empati kemanusiaan. [*]

Leave a Reply