News

Trik Jitu Menghindari Gaya Hidup Konsumtif

WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Perubahan zaman yang semakin maju dan modern tentunya mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Sebenarnya, gaya hidup modern merupakan kebiasaan atau pola tingkah laku terbaru sehari-hari manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Seperti hidup dengan lebih menghargai waktu, terbuka terhadap perkembangan dan perubahan teknologi, hingga belajar hal-hal baru. Memang tidak sedikit gaya hidup modern ini ditandai juga dengan gaya hidup konsumtif, mewah, individualis, ataupun semua yang serba instan.

Moh. Fiqih Ainuzzaki, Direktur CV. Mitra Integrasi Solusindo, mengungkapkan, gaya hidup konsumtif erat dengan hedonisme adalah suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama hidup. Seseorang dikategorikan sebagai hedonisme ketika melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke modernisasi dan tentunya menghabiskan banyak uang dan waktu.

“Bagi sebagian orang, gaya hidup konsumtif dapat memberikan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan tersendiri yang sebenarnya sifatnya hanya sementara. Tapi tanpa disadari dan dilakukan terus-menerus, gaya hidup ini dapat membuat kesehatan keuangan dan mental kamu kurang baik,” tutur Fiqih saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (9/8/2021) siang.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa mengendalikan diri dan menghindari gaya hidup konsumtif:

  • Membuat prioritas kebutuhan.

Langkah awal untuk menjauhi gaya hidup hedon adalah dengan menyusun daftar kebutuhan prioritas. Buatlah daftar prioritas tersebut kemudian tanamkan dalam pikiran bahwa kamu harus lebih memprioritaskan hal tersebut daripada lainnya.

  • Menabung dan investasi.

Untuk orang yang memiliki gaya hidup konsumtif, biasanya sangat sulit untuk menabung ataupun investasi karena Sebagian besar penghasilannya dialokasikan untuk memenuhi gaya hidup. Padahal menabung dan investasi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, seperti biaya pendidikan anak, membayar DP rumah, atau persiapan dana pensiun. Menabung tidak harus dalam jumlah banyak, kamu bisa menyisihkan 10-30% penghasilan per bulan untuk pos keuangan ini.

  • Minimalkan penggunaan kartu kredit.

Hal penting yang benar-benar harus kamu ingat adalah kartu kredit merupakan alat pembayaran, bukan alat hutang. Gunakanlah kartu kredit dengan bijak dan manfaatkan promo ataupun diskon yang diberikan bank penyedia kartu kredit agar pengeluaran lebih hemat. Jangan malah terayu membeli barang-barang tidak esensial dengan kartu kredit. Perlu diingat, dalam perencanaan keuangan, maksimal proporsi yang ideal untuk pos hutang maksimal sebesar 30% dari penghasilan setiap bulan. Jika lebih dari itu, keadaan keuangan kamu bisa goyah dan berpotensi mengalami masalah keuangan.

  • Kurangi belanja online maupun offline

Jalan-jalan atau cuci mata kini tidak hanya bisa dilakukan di mall. Semenjak pandemik ini godaan belanja online jauh lebih besar karena tidak butuh effort banyak saat belanja. Tapi justru hal ini bisa memicu gaya hidup hedon, niat awalnya hanya cuci mata virtual, banyak lho yang berakhir dengan checkout belanjaan. Sebenarnya boleh saja belanja online, asalkan barang tersebut merupakan kebutuhan bukan sekadar iseng dibeli karena lucu atau diskon.

Ia mengatakan, di keadaaan ekonomi yang serba tidak pasti ini, ada baiknya mulai membiasakan hidup hemat dan mengatur keuangan secara bijak. Jangan sampai memiliki hutang konsumtif hanya untuk kebutuhan ego.

“Untuk keluar dari gaya hidup konsumtif memang tidak mudah, dibutuhkan komitmen dan kemauan kuat untuk meninggalkannya,” paparnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, (9/8/2021) siang juga menghadirkan pembicara Selamet (Praktisi Digital Media & Relawan TIK), Ayrton Eduardo Aryaprabawa (Founder & Director, Digital Strategist at CREVOLUTIONZ), Edward Maraden Lubis (Zenius Education Banten Filed on Boarder Team Leader), dan M. Mario Alvin Supandhi sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digita

Leave a Reply