News

Tuntutan Perubahan Sosial Di Revolusi Industri 4.0

WARTAEVENT.com – Situbondo. Interaksi sosial merupakan hal yang sering kita lakukan dan alami. Jadi, interaksi sosial ini adalah bagaimana proses manusia itu sendiri di dalam kehidupan. Karena, tidak ada manusia yang tidak melakukan interaksi sosial.

Perubahan yang terjadi di era digital ini membuat intensitas interaksi sosial secara langsung berkurang. Contohnya anak dan orang tua yang sedang berada dalam satu rumah berkomunikasi lewat telepon, padahal keduanya sama-sama berada di rumah dan memilih untuk tidak melakukan interaksi secara langsung.

“Dalam interaksi sosial itu ada proses di mana orang-orang berkomunikasi, tetapi juga saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan, sehingga yang diharapkan ada pemahaman yang sama. Interaksi sosial seringkali menjadi unsur utama dalam proses sosial. Jadi, inilah yang menjadi poin utama dari definisi interaksi sosial,” jelas Dini Noor Aini, Dosen FISIP Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (!3/7/2021).

Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam kehidupan. Dalam artian, tidak ada yang disebut sebagai kehidupan apabila tidak ada interaksi sosial. Interaksi sosial ini terjadi apabila dua orang bertemu, bertegur sapa, berjabat tangan, saling berbicara, dan sebagainya.

Syarat interaksi sosial yang dipaparkan oleh Dini Noor meliputi adanya kontak sosial dan komunikasi. Dalam interaksi sosial juga dibutuhkan pemahaman yang sama. Kontak sosial yang terjadi pun antar individu, antar kelompok, atau pun individu dengan kelompok.

Revolusi industri 4.0 dan kemajuan teknologi membawa perubahan sosial dalam proses interaksi. Perubahan ini meliputi berbagai aspek kehidupan dan sebagian besar didukung oleh masyarakat. Perubahan ini juga mempengaruhi perilaku kita.

“Perubahan sosial yang dimaksud adalah yang terjadi dalam masyarakat. Meliputi semua aspek kehidupan. Tidak hanya keinginan satu orang, tetapi tuntutan seluruh masyarakat untuk mencari kestabilan. Artinya, mau tidak mau, suka atau tidak suka kita sudah berada dalam era digital dan harus berusaha untuk berubah. Supaya apa yang kita inginkan dan butuhkan bisa terpenuhi, sehingga stabil dan tidak jomplang. Kita berada di era pandemi, tetapi kita nggak mau kalau anak sekolah daring. Akhirnya mereka yang tidak menerima perubahan itu tergerus dengan adanya perubahan-perubahan,” paparnya.

Ia menyampaikan, penyebab perubahan itu ada faktor eksternal yang mempengaruhi, seperti alam dan kebudayaan lain. Sedangkan, faktor internal yang mempengaruhi, yaitu adanya pertambahan dan pengurangan penduduk, serta adanya penemuan baru.

Era digital menyatukan sesuatu yang berbeda-beda dengan bermodalkan internet yang mudah dan praktis. Akibat adanya era digital memberikan dampak positif dan negatif. Era digital meningkatkan efektivitas dan efisiensi manusia dalam memperoleh dan mendapatkan informasi. Kemudian, memudahkan interaksi tanpa terbatas ruang dan waktu, akan tetapi interaksi sosial manusia di dunia nyata justru berkurang.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Usman Hadi (Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Situbondo), Marwoto (Ketua KPU Kabupaten Situbondo), Eflina N. F Mona (Dosen Public Relation Binus University), dan Sheryl Dwi Artamevia

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply