Wajib Go Digital Bagi UMKM Di Indonesia
WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Sekitar 98,7% jenis usaha yang berdiri di Indonesia adalah usaha mikro. Hasil ini berbanding terbalik dengan data mengenai usaha makro atau besar, hanya sekitar 0,01% usaha makro yang berdiri di Indonesia berjumlah 5500 unit. Dengan artian, usaha mikro mendominasi pasar Indonesia.
Rizky Ardi Nugroho memaparkan data dari WeAreSocial yang menunjukkan sekitar 87,1% dari 202,6 juta pengguna internet di Indonesia telah memahami bagaimana sistem belanja online. Namun, usaha mikro yang masuk ke dunia digital masih sedikit. Tidak sebanding dengan masyarakatnya yang sudah memahami mengenai belanja online.
“Go digital bagi UMKM bukan lagi sebuah pilihan, tetapi wajib. Semua yang memulai usaha wajib banget memanfaatkan fasilitas digital yang sudah tersedia,” ujar Rizky Ardi dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021).
Ia mengatakan, alasan UMKM wajib untuk terjun ke dunia digital. Pertama, potensi pasar online di Indonesia sangat besar. Kedua, operasional dalam membuka usaha online lebih murah dibandingkan usaha offline.
Ketiga, biaya pemasaran di dunia digital relatif murah. Dengan pemasaran digital penjual hanya memerlukan posting konten dan melakukan broadcast kepada pembeli. Keempat, bisnis secara online dapat dimulai dengan cepat dan meminimalisir risiko. Karena beberapa hanya memanfaatkan tools gratis tanpa modal banyak.
“Tools-tools untuk berjualan di media sosial, di antaranya ada Google Bisnisku. Dengan Google Bisnisku, nantinya usaha akan langsung terdaftar di Google Search dan Google Maps agar diketahui masyarakat,” tambahnya.
Lanjutnya, di media sosial penjual dapat membuat konten-konten yang menarik. Penjual juga dapat bermitra dengan influencer atau selebgram. Kemudian, untuk keperluan komunikasi secara lansgung antara penjual dan pembeli. Dapat menggunakan WhatsApp, Telegram, dan LINE. Pada WhatsApp Bisnis, penjual dapat menggunakan deksripsi toko, katalog, sekaligus balasan pesan otomatis kepada pembeli.
Untuk transaksi, penjual dapat memanfaatkan platform digital seperti marketplace dan delivery order. Selain itu, menggunakan pembayaran via mobile banking atau fintech lainnya, seperti OVO, Gopay, Dana, dan Shopeepay.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Ferianto (Founder Yale Communication), Novianto Puji Raharjo (Praktisi Digital Media), Sisi Suhardjo (General Manager IRIS PR), dan Btari Sekar Ayu sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.