News

Bahasa Di Media Digital Pun Memiliki Sejumlah Etika

WARTAEVENT.COM, Kab. Madiun – Sopan santun telah menjadi budaya Indonesia sejak lama. Mulai dari perilaku hingga tutur kata. Sopan santun ini juga perlu diterapkan sebagai budaya dalam bermedia digital.

Bahasa menjadi budaya yang harus tetap dilestarikan. Indonesia memiliki 741 bahasa daerah dan 18 di antaranya terancam punah. Sejumlah empat bahasa daerah dalam kondisi kritis dan sangat terancam punah. Kemudian, menurut data ada 13 bahasa daerah di Indonesia telah punah.

“Ini lebih banyak dipengaruhi penuturnya yang sudah tidak ada. Lalu, ada pembauran bahasa antara bahasa nasional dan bahasa daerah, yang menjadikan bahasa daerah tersebut tercampur kemudian menjadi punah,” ujar Agus Wijanarko, Praktisi Pendidikan & Grafis Desainer Yang Peduli Budaya, dalam Webinar di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021).

Kebebasan berekspresi di ruang digital menggiring kita ke dalam eco chamber. Seolah-olah individu pengguna platform digital mendapat informasi yang sama. Seringkali komentar-komentar dalam postingan dengan informasi yang sama kurang pantas untuk dibaca, dalam artian tidak menggunakan bahasa yang sopan dan santun.

Selain menggunakan bahasa dan tutur yang sopan dan santun, dalam bermedia digital kita juga dapat menggunakan bahasa daerah. Sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkan kepada dunia maya.

“Mari kita kembali lagi ke bahasa daerah. Kembangkan bahasa daerahmu di dunia maya. Mari berandil dalam upaya pemberdayaan dunia maya yang multi bahasa,” ujarnya.

Beberapa platform digital mengedepankan audio, termasuk podcast. Platform yang mengedepankan bahasa tutur tersebut adalah Discord, Spoon, Clubhouse, dan Riffr. Dengan adanya beberapa platform yang mengedepankan audio, dapat memberdayakan dan menjadikan bahasa ibu lebih sering digunakan.

Ia mengatakan, dalam menggunakan bahasa di media digital pun terdapat beberapa etika. Di antaranya, bahasa yang jelas, mengendalikan emosi, kesantunan, menggunakan bahasa yang jelas, menghargai privasi orang lain, menyadari posisi kita, dan tidak memancing perselisihan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun), Agus Wijanarko (Praktisi Pendidikan & Grafis Desainer Yang Peduli Budaya), Darwin Tenironama (Managing Director IMS  Hospital Management Consulting & Lecturer at Binus UMN), I Nyoman Kiriana (Dosen UHN IGB Sugriwa Denpasar), dan Sheryl Dwi Artamevia.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply