News

Pergeseran Tren Pasar Dari Offline ke Online, Bagaimana Menyikapinya ?

WARTAEVENT.com – Bangkalan. Seperti yang kita ketahui bersama saat ini tren pasar Indonesia mulai bergeser dari belanja offline ke belanja online. Dari cara konvensional seperti datang ke gerai atau toko-toko fisik, kini masyarakat lebih gemar belanja secara daring melalui platform e-commerce yang ada.

Untuk dapat bertahan di tengah pergeseran minat ini, para pelaku UMKM wajib beradaptasi dengan melakukan digitalisasi dan membuka toko online di platform marketplace.

“Namun adaptasi ke ranah digital ini juga perlu diikuti dengan serangkain skill untuk meningkatkan performa penjualan serta bersaing dengan pengusaha sejenis lainnya di platform e-commerce,” papar Wanda Omar, Musisi, Influencer & Founder Cerita Kopi, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin (19/7/2021).

Literasi digital di lingkup pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih belum maksimal. Dari 64,2 juta pelaku UMKM di Indonesia 34 persen masih melakukan pemasaran produk secara konvensional, sedang yang memanfaatkan media sosial dan website hanya 18 persen dan 37 persen baru memanfaatkan internet secara sederhana.

“Jadi banyak yang belum aware menggunakan teknologi digital dalam memasarkan produknya. Padahal mereka yang bisa memasarkan lewat media digital itu dapat meningkatkan penjualannya. Sebenarnya media digital dan teknologinya itu mudah digunakan dan besar peluangnya, tapi dengan catatan untuk orang yang tekun dan telaten,” ujar Wanda.

Bagi pelaku UMKM atau pelaku usaha lainnya, memiliki kemampuan digital itu sangat penting. Terutama saat kondisi pandemi Covid-19 di mana kegiatan masyarakat terbatas.

Ia menjelaskan, ada beberapa kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh para pelaku UMKM agar penjualannya bisa lebih optimal. Salah satunya dengan beralih dari media pemasaran konvensional menjadi media digital.

“Mampu menggunakan medsos dengan benar merupakan skill awal yang harus dimiliki. Di era new normal ini, semua bisnis menggunakan media sosial untuk marketing dan peningkatan penjualan,” lanjutnya.

Cara memanfaatkan media sosial untuk marketing salah satunya dengan search engine marketing. Dengan mengirimkan posting produk secara bersamaan di berbagai platform media sosial. Cara ini berkemungkinan dapat membuat Google membaca informasi tersebut lebih cepat dan massif.

Selain itu, pelaku UMKM juga memerlukan kemampuan analisis untuk meningkatkan penjualan. Dengan data analisa dapat membantu pelaku UMKM dalam mengetahui perkembangan produk di marketplace serta memungkinkan untuk membuat langkah tepat sebagai solusi kendala dari hasil analisisnya.

Konten marketing juga tak kalah penting dalam penjualan. Jenis-jenis konten marketing itu sangat beragam mulai dari update status, membuat feed, hingga podcast.

“Membuat konten yang menarik dapat membuat para calon pelanggan melihat produk jualan. Yaitu dengan rutin membuat konten dan membuatnya dengan menarik serta memanfaatkan medsos,” pungkasnya.

Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin (19/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Allyvia Camelia (Dosen Prodi Ilmu Kominikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Turnojoyo Madura), Zhavira Ayu Ratri Aldania (Ketua Umum HIPMI Bangkalan), Dr. Bambang Budi Mustika (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan Jawa Timur), dan Dian Ardenia Soesanti (Key Opinion Leader & Duta Kampus Potra Potre UTM).

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *