Tips Cara Agar Menjaga Jejak Digital Tetap Bersih
WARTAEVENT.COM, Kab. Pamekasan – Saat seperti ini tentunya semua orang memiliki gadget canggih dan bisa menyimpan data hingga video dan foto di media sosial. Semua hal yang pernah dilakukan atau disimpan melalui internet akan tersimpan dengan rapi. Namun hal ini justru bisa menjadi hal yang berbahaya jika jejak digital tersebar dan terlihat orang jahat.
Ada dua jenis jejak digital, yaitu jejak digital pasif dan aktif. Untuk jejak digital pasif biasanya tidak ada tindakan yang dilakukan, seperti terekamnya alamat IP, riwayat pencarian, dan lokasi. Sedangkan jejak digital aktif merupakan segala jejak digital yang tercipta atas peran aktif si pengguna. Contohnya seperti unggahan media sosial, mengisi formulir daring, dan juga mengirim surel.
Ia menjelaskan, jejak digital ibarat bom waktu yang siap meledak kapan saja. “Bom” bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang menargetkan pemilik jejak digital. Terlebih lagi apabila pemilik jejak digital mempunyai jejak buruk dan bisa merugikan dirinya.
“Maka dari itu, sebaiknya kita lebih bijak dalam mengunggah atau menulis sesuatu di media sosial. Apabila meninggalkan jejak digital yang buruk sewaktu-waktu bisa dilacak dan membuat rugi diri sendiri,” papar Endang Ary Handayani, Guru Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Boyolangu, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (19/7/2021).
Melihat pentingnya jejak digital, perlu mengetahui cara agar menjaga jejak digital tetap bersih. Yuk simak tips berikut:
- Memeriksa jejak digital. Cari diri sendiri di situs pencarian untuk mengecek seperti apa jejak digital. Apabila terdapat jejak digital yang kurang baik, sebaiknya segera hapus atau sembunyikan agar orang lain tidak dapat melihatnya.
- Bijak sebelum menulis. Beberapa hal yang tampil dalam internet bukan hanya sekadar informasi diri sendiri, tetapi cara berperilaku juga kerap terekam secara otomatis dalam internet. Maka dari itu, diperlukan pemikiran yang matang sebelum menulis atau mengunggah apapun ke internet.
- Perhatikan perangkat mobile. Ponsel atau tablet merupakan perangkat yang memberikan akses langsung terhadap diri sendiri secara pribadi. Pelajari aturan privasi di dalam perangkat tersebut kemudian pastikan untuk tidak mengizinkan aplikasi yang akan “menarik” data pribadi tanpa sepengetahuan diri sendiri.
- Bangun citra diri yang positif. Gunakan akses internet untuk hal positif. Salah satunya dengan menampilkan keahlian dan buat dalam bentuk konten berupa tulisan, gambar, atau video sehingga dapat berguna bagi orang banyak. Hal tersebut akan membuat citra diri secara positif di dunia maya.
“Pada intinya, jejak digital adalah sebuah hal yang sangat penting karena dunia maya bisa mencerminkan sikap dan perilaku di dunia nyata. Jadi, sebisa mungkin jangan mengunggah dan menulis hal-hal aneh di internet dan sosial media,” tutupnya.
Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Wribanar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (19/7/2021), ini juga menghadirkan pembicara Heavy Nala Estriani (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMM), Darwin Tenironama (Managing Director IMS Hospital Management Consulting & Lecturer at Binus & UMN), Ariantanto Eko Harnoko (Co-Founder and Chairman IGI Foundation dan Senior Project Coordinator ONE Event), dan Key Opinion leader Meitha Kurniasari (Experienced Secretary to BOD and Serta Personal Assistant to Executive Vice President).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.