Ini Perilaku Buruk Orang di Era Digital
WARTAEVENT.COM, Kota Pasuruan – Pada era digital hampir segala hal kini bisa dengan mudah dilakukan berkat kemajuan teknologi yang luar biasa. Tentu, kemajuan tersebut punya banyak manfaat. Betapa banyak waktu, tenaga, dan uang yang bisa dihemat bila kita bisa memanfaatkan teknologi digital.
Layaknya dua sisi koin, era digital tentu juga punya sejumlah sisi negatif. Salah satunya adalah ketergantungan banyak orang terhadap teknologi.
“Ketergantungan tersebut kemudian membuat perilaku banyak orang berubah menjadi lebih buruk dan merugikan,” ujar DR. Emalia Iragiliati, Ahli Presmatic & Doktor Bidang Presmatik Bahasa Inggris, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (30/8/2021).
Berikut ini beberapa sikap buruk di antaranya:
- Malas gerak
Malas gerak alias mager adalah istilah yang sangat populer di era digital ini. Salah satu sebabnya tentu karena kemajuan teknologi itu sendiri. Ingin bepergian tinggal pesan ojek online. Ingin makan tinggal pesan layanan antar. Belum lagi semakin canggihnya gadget sehingga banyak orang betah seharian rebahan memainkan gadgetnya. Padahal kurang gerak itu gak baik bagi kesehatan fisik, bahkan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit yang parah.
- Kurang mahir berkomunikasi langsung
Kemajuan teknologi juga memungkinkan lahirnya media sosial serta aplikasi chat. Keduanya memang punya banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi dengan orang dari berbagai penjuru dunia. Tapi sayangnya banyak orang malah jadi lebih senang berkomunikasi via gadget daripada secara langsung. Akibatnya, banyak orang kini jadi kurang mahir berkomunikasi secara langsung. Saat berbicara langsung dengan orang lain mereka cenderung gugup dan gak bisa berbicara dengan lancar. Bukan karena pemalu, tapi karena lebih terbiasa berkomunikasi secara tidak langsung. Jangan sampai seperti itu, karena skill komunikasi secara langsung itu sangat penting.
- Kurang peduli dengan keadaan di sekitar
Masih soal gadget, penggunaan yang berlebihan juga membuat banyak orang kurang peduli dengan kondisi sekitarnya. Salah satu contoh paling sederhana adalah saat sedang menunggu sesuatu, banyak orang lebih senang berfokus pada gadgetnya daripada mencoba mengobrol dengan orang di sekitarnya. Yang lebih parah, saat ada orang yang terkena musibah, beberapa orang bukannya membantu tapi merekam atau memotret dengan gadgetnya. Ketidakpedulian seperti itu tentu sangat memprihatinkan, karena itu menunjukkan banyak orang kini hanya peduli pada kesenangannya sendiri.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (30/8/2021) juga menghadirkan pembicara Ayrton Edoardo (Founder & Director Crevolutionz), Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf (Walikota Pasuruan), Rio Febrian Nur Rachman (Dosen Institut Agama Islam Syarifuddin), dan Muhammad Umar (CEO CV. Sekoncoan Group) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.