News

Perhatikan Bedanya Komentar Negatif dan Komentar Kritis

WARTAEVENT.com – Surabaya. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) menyelenggarakan 1.251 kegiatan webinar Literasi Digital melalui aplikasi zoom dari bulan Mei hingga Desember 2021 mendatang.

Kegiatan Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, peningkatan kapasitas, awareness, dan diseminasi pemanfaatan teknologi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan internet dengan benar dan bertanggung jawab.

Penyelenggaraan Kegiatan webinar Literasi Digital di Jawa Timur I kali ini diselenggarakan di Kota Surabaya pada hari ini Jum’at (17/09/2021) dengan mendatangkan 4 narasumber yaitu Ir. Andre Parvian Aristio, S.Kom., M.Sc., Gilang Gusti Aji, Indriyatno Banyumurti, B.Sc. (Hons) Muhammad Yusuf Satria,MBA, MM., Ellin Aftriabudi (KOL).

Pada acara kali ini, tema yang diangkat adalah “Pengembangan Kualitas Hidup Melalui Program Literasi Digital.” Dan diikuti oleh  377 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.

Salah satu pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber Indriyatno Banyumurti   adalah, dalam jejak digital aktif banyak kasus yang terjadi seperti contohnya komentar negatif dari netizen kita terhadap public figure.

Dimana ada beberapa artis yang mengusut komentar negatif tersebut untuk melaporkan nya. Bagimana membedakan antara komentar kritikan dengan komentar negatif.?

Dan pada saat itu Indriyatno Banyumurti langsung memberikan jawaban, sebenarnya komentar kritis berupa kritikan dan diskusi yang menyasar pada masalah dan ide. Bukan pada personal.

Harus berhati-hati juga sebagai komentar agar tidak langsung menghakimi, apabila tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Jangan menyerang personalnya, harus sangat-sangat diperhatikan.

Jangan biarkan jempolmu lebih cepat dari otak mu, berpikir kritis dan sharing sebelum sharing (berkenaan dengan rekam jejak digital kita). Posting yang penting jangan yang penting posting.

Tujuan utama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar Literasi Digital ini karena diharapkan masyarakat Indonesia pada akhir tahun ini mencapai 10 juta orang terliterasi dan diharapkan meningkat menjadi 50 juta orang di tahun 2024 mendatang.

Literasi Digital yang mengakat tema besar Indonesia Makin Cakap Digital ini membahas 4 pilar utama Literasi Digital yakni, budaya bermedia (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia (digital ethics) dan cakap bermedia digital (digital skills). [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *