Agar Tidak Menjadi Korban, Kenali Modus Kejahatan Jual Beli Online Ini
WARTAEVENT.com – Banjarmasin. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta semakin mudahnya berbelanja di internet turut memberikan tantangan baru dari sisi keamanan digital. Penipuan digital pun semakin canggih dengan modus yang semakin beragam. Alhasil, warganet harus terus bersikap hati-hati dan waspada dalam berbelanja online agar tidak menjadi korban.
Hal tersebut dibahas dalam webinar bertema “Hati-Hati dalam Jual Beli Online di Era Digital”, Jumat (22/7) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Sebagai narasumber adalah Dosen Politeknik Negeri Samarinda sekaligus Relawan TIK Kalimantan Timur Almasari Aksenta M.Eng; Dosen Teknik Informatika Universitas Mercu Buana dan Anggota Relawan Edukasi Antihoaks Indonesia (Redaxi) Afiyati S.Is MT; dan Dosen Universitas Multimedia Nusantara sekaligus Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital Dr Rismi Juliadi M.Si.
BAca Juga : ni Manfaat Layanan Publik Online Secara Optimal
Dalam webinar tersebut, Almasari Aksenta mengatakan, sekarang ini, belanja online menjadi pilihan karena memberikan kemudahan transaksi, praktis, banyak pilihan produk, serta tawaran promosi dan harga yang lebih murah. Sejumlah loka pasar atau market place serta penyedia aplikasi e-dagang atau e-commerce juga menerapkan hari belanja online nasional (Harbolnas) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan jual beli di dunia maya sekaligus untuk mengedukasi masyarakat akan kemudahan bertransaksi. Namun imbasnya, peningkatan penjualan online justru berdampak pada tantangan budaya komersialisme dan konsumerisme di masyarakat.
“Budaya budaya belanja online juga memiliki risiko, pertama belum tentu gambar yang ditampilkan e-commerce sesuai dengan barang yang akan diterima, risiko kerusakan barang, serta kesalahan dalam pengepakan. Ada juga hambatan dalam sektor jasa transportasi atau terkait kurir, serta juga adanya potensi penipuan atau fraud. Sehingga, kita sebagai pembeli harus berhati-hati dalam mengecek keamanan dalam platform e-commerce, sehingga kita harus detail,” ujarnya.
Baca Juga : Hormati Keberagaman Saat Berdakwah di Internet
Pada sesi kedua, Afiyati memaparkan tentang pentingnya mengedepankan etika dalam bertransaksi di dunia maya. Pasalnya, interaksi berbelanja online akan menghubungkan banyak orang dengan budaya dan bahasa yang berbeda, sekaligus lintas geografis. Contoh penerapan etika dan etiket di internet antara lain, tidak menggunakan semua huruf kapital dalam menulis pesan, berhati-hati dalam melanjutkan email ke orang lain, mencantumkan sumber bila mengutip sesuatu, menghargai privasi warganet lain, serta membiasakan mengirim pesan dengan subjek atau judul.
“Etika di dunia digital diperlukan agar aktivitas dalam bertransaksi bisa berjalan dengan baik, lancar, dan menguntungkan. Adapun ruang lingkup etika antara bertransaksi offline maupun online itu hampir sama, yaitu melakukannya dengan kesadaran, integritas termasuk kejujuran dan hindari plagiasi, tanggung jawab atau kemampuan menanggung semua konsekuensi, serta berdasarkan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan,” jelas dia.
Baca Juga : Hati-hati Maraknya Hoaks disekitar Kita!
Sementara, di sesi terakhir Rismi Juliadi memberikan tips dan trik kepada warganet agar dapat menghindari penipuan dalam bertransaksi digital. Yakni, selalu waspada karena setiap orang yang terhubung di internet rawan akan penipuan online, kenali modus-modus penipuan, bersikap teliti dan tenang, selalu kritis dan jangan mudah percaya, serta selalu menjaga informasi pribadi. Adapun modus penipuan yang terjadi di dunia digital antara lain, penawaran harga yang jauh di bawah harga normal, penggunaan identitas palsu atau konsumen fiktif, ketidaksesuaian barang yang diterima, serta pendekatan atau mengaku sebagai teman lama.
“Penipuan online semakin canggih, terkadang penipu lebih tinggi kecepatannya untuk mengelabui orang lain. Jadi, kita juga harus upgrade kemampuan diri agar tidak mudah tertipu. Selanjutnya, yang jadi kunci dalam bertransaksi adalah antisipasi dan selalu waspada, jangan mudah percaya,” pesan Rismi.
Baca Juga : Pertama di Provinsi Banten, Junior Chef Banten Digelar di Horison Altama Pandeglang
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi. [*]