EventLifestyle

Asemic Sound Cycles : Pameran Kolase Visual antara Bunyi dan Gambar dari Seniman Kanada

WARTAEVENT.com – Jakarta. Asemic Sound Cycles adalah pameran tunggal yang menampilkan kolase visual antara bunyi dan gambar dari seniman asal Kanada, Felix-Antoine Morin yang digelar di Galeri Komunitas Salihara dari tanggal 10 – 24 April 2022 mendatang.

Karya-karya Morin dalam pameran ini menawarkan sebuah pengalaman berkesenian baru yakni menampilkan kolase visual antara bunyi dan gambar. Pameran ini menjadikan Galeri Salihara sebagai satu-satunya platform untuk menikmati karya-karya Morin di Indonesia.

Baca Juga : Pameran Seni Art Moments Dihadiri Lebih dari 10.000 Pengunjung

Pameran ini adalah salah satu rangkaian tur pameran tunggal si seniman yang telah dilaksanakan di Prancis, Meksiko, dan Turki. Dan, pameran ini khsuus dibuat oleh Félix-Antoine Morin untuk Komunitas Salihara Arts Center.

Asemic Sound Cycles memamerkan representasi bentuk musik berdasarkan repertoar komposisi yang digubah juga oleh Félix-Antoine Morin. Melalui konstruksi visual dan permainan ketukan, ia menciptakan hubungan antar bunyi dan mengubah nada-nada utama menjadi materi yang abstrak.

Instalasi utama dalam pameran Asemic Sound Cycles./Photo by_Witjak Widhi Cahya/Komunitas Salihara.

Hasilnya adalah bentuk-bentuk karya yang puitis dan berirama dalam torehan-torehan grafis. Karya media baru ini tidak hendak ditafsirkan dari sisi musikalitasnya.

Kita dapat menikmati pengalaman estetik yang multitafsir berdasarkan keberagaman persepsi yang abstrak. Di sisi yang lain Asemic Sound Cycles hendak menunjukkan sisi kepekaan musik dan gambar dari si seniman.

Baca Juga : Pameran Seni Rupa Kontemporer “SERUPA BUNYI”

Selain torehan-torehan grafis, karya lain dalam pameran ini adalah instalasi yang terletak di tengah Galeri Salihara. Terinspirasi oleh teknik “locked groove” yang ditemukan oleh Pierre Schaeffer pada pertengahan abad 20.

(kiri) Nirwan Dewanto – Direktur Program Komunitas Salihara dan Felix-Antoine Morin (kanan)./Photo by_Witjak Widhi Cahya_Komunitas Salihara.

Teknik tersebut hendak menjelaskan fenomena timbulnya bunyi saat jarum alat pemutar piringan hitam menyentuh alur-alur di piringan. Dengan metode serupa, instalasi bunyi karya Morin terdiri dari sebuah mikrofon yang mengeluarkan reaksi bunyi terhadap benda-benda yang dilewatinya di sepanjang lantai.

Baca Juga : Pameran “Serambi Seni”: Refleksi Aceh Dari Masa Lalu, Masa Kini Dan Masa Depan

Jika selama bulan suci Ramadhan ini kalian bingung mau ngabuburit sambil menambah ilmu dan waktu yang berkualitas, taka da salahnya jika pameran seni ini masuk dalam ceklist ngabuburit seni yang bermanfaat. [*]

Leave a Reply